Perancah elektroaktif dan pemberian stimulus listrik memiliki efek yang positif dan
potensi besar dalam aktivitas selular sehingga menarik perhatian dalam aplikasinya
pada rekayasa jaringan. polianilin (PANI) yang merupakan polimer konduktif
(CPs) memungkinkan untuk diaplikasikan sebagai perancah komposit yang
memiliki sifat elektroaktif. Pada penelitian ini, PANI disintesis melalui metode
oksidasi kimia dan dicampurkan dengan polikaprolakton (PCL) melalui metode
physical melt blending. PANI dan PCL/PANI yang dihasilkan dikarakterisasi
melalui Fourier Transformation Infrared Spectroscopy (FTIR) dan X-ray
Diffraction (XRD) untuk mengkonfirmasi keberhasilan pembentukan PANI dan
pencampuran PANI ke PCL. Komposit polimer PCL/PANI akan difabrikasi
menjadi perancah elektroaktif melalui metode screw-assisted extrusion-based 3D
printing. Oleh karena itu, modifikasi alat pencetakan 3D berbasis filamen yang
umum tersedia menjadi alat pencetakan 3D berbasis pelet (screw-assisted
extrusion-based 3D printing) diajukan. Setalah melakukan kajian literatur, usulan
desain modifikasi yang sesuai diajukan. Selain itu, efek pemberian stimulus listrik
pada perancah elektroaktif berbasis CPs dan parameter yang terlibat juga dipelajari
sehingga desain dan set-up awal dari proses pemberian stimulasi listrik pada
perancah elektroaktif PCL/PANI telah ditentukan. Pada akhirnya, akan dibahas
progres terbaru tentang strategi pemanfaatan dan kelebihan penggunaan CPs
sebagai perancah elektroaktif pada rekayasa jaringan. Penggunaan CPs dengan
material lain pada perancah elektroaktif melalui beberapa strategi menunjukkan
penguatan pada sifat mekanik, hidrofilisitas, biokompatibilitas, biodegradabilitas,
dan konduktivitas perancah elektroaktif.