digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perancah elektroaktif dan pemberian stimulus listrik memiliki efek yang positif dan potensi besar dalam aktivitas selular sehingga menarik perhatian dalam aplikasinya pada rekayasa jaringan. polianilin (PANI) yang merupakan polimer konduktif (CPs) memungkinkan untuk diaplikasikan sebagai perancah komposit yang memiliki sifat elektroaktif. Pada penelitian ini, PANI disintesis melalui metode oksidasi kimia dan dicampurkan dengan polikaprolakton (PCL) melalui metode physical melt blending. PANI dan PCL/PANI yang dihasilkan dikarakterisasi melalui Fourier Transformation Infrared Spectroscopy (FTIR) dan X-ray Diffraction (XRD) untuk mengkonfirmasi keberhasilan pembentukan PANI dan pencampuran PANI ke PCL. Komposit polimer PCL/PANI akan difabrikasi menjadi perancah elektroaktif melalui metode screw-assisted extrusion-based 3D printing. Oleh karena itu, modifikasi alat pencetakan 3D berbasis filamen yang umum tersedia menjadi alat pencetakan 3D berbasis pelet (screw-assisted extrusion-based 3D printing) diajukan. Setalah melakukan kajian literatur, usulan desain modifikasi yang sesuai diajukan. Selain itu, efek pemberian stimulus listrik pada perancah elektroaktif berbasis CPs dan parameter yang terlibat juga dipelajari sehingga desain dan set-up awal dari proses pemberian stimulasi listrik pada perancah elektroaktif PCL/PANI telah ditentukan. Pada akhirnya, akan dibahas progres terbaru tentang strategi pemanfaatan dan kelebihan penggunaan CPs sebagai perancah elektroaktif pada rekayasa jaringan. Penggunaan CPs dengan material lain pada perancah elektroaktif melalui beberapa strategi menunjukkan penguatan pada sifat mekanik, hidrofilisitas, biokompatibilitas, biodegradabilitas, dan konduktivitas perancah elektroaktif.