Pemodelan dan pengenalan gerakan tari sebagai bentuk konservasi warisan budaya
tak benda belum banyak dilakukan di Indonesia, khususnya pada tari tradisional
salah satunya tari Sigeh Penguten dari provinsi Lampung. Model tari merupakan
sebuah representasi algoritmis gerakan tari sebagai pemetaan suatu tarian
berdasarkan aslinya dan dapat digunakan kembali untuk tujuan pengenalan gerakan
tari. Namun untuk gerakan tari memiliki tingkatan gerakan pose, gesture dan frase,
sehingga membutuhkan representasi bertingkat pula untuk pemodelannya.
Pengenalan gerakan adalah adalah salah satu bidang yang penting pada visi
komputer, yang bertujuan untuk menganalisa gerakan tubuh manusia yang terjadi
pada suatu video secara otomatis. Saat ini banyak teknologi yang digunakan untuk
pengenalan gerakan dari sudut pandang tunggal, namun data masukan pada gerakan
tubuh manusia dari sudut pandang tunggal sering ditemui permasalahan oklusi dan
derau sehingga akurasi pengenalan yang dihasilkan kurang maksimal, untuk
mengatasi hal tersebut dilakukan peningkatan akurasi pengenalan gerakan dari
sudut pandang jamak, agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap untuk
pengenalan gerakan yang lebih baik. Untuk dapat melakukan pemodelan dan
pengenalan gerakan tari tersebut diperlukan dataset tari. Dataset untuk gerakan tari
tradisional Sigeh Penguten sendiri belum tersedia sebagai dokumentasi digital yang
memuat gerakan tari tradisional daerah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas pada disertasi ini dilakukan
penelitian dengan tiga tahapan yaitu tahapan pertama membangun dataset tari
tradisional Sigeh Penguten dengan merekam gerakan penari Lampung
menggunakan sensor Kinect V2 dengan representasi skeleton. Tahapan kedua
melakukan fusi data masukan dari sudut pandang jamak dengan mencari nilai
Confidence masing-masing sudut pandang menggunakan algoritma Apriori untuk
mengatasi permasalahan oklusi dan derau dari sudut pandang tunggal, lalu
memodelkan gerakan tari Sigeh Penguten menggunakan hasil fusi data dari sudut
pandang jamak dengan mengusulkan pendekatan Model Markov Tersembunyi
Berlapis untuk mengatasi tingkatan gerakan pose, gesture dan frase, yang
merupakan pengembangan dari Model Markov Tersembunyi. Tahapan ketiga
melakukan pengenalan gerakan pada model tari yang telah dibangun dari hasil fusi data sudut pandang jamak penari yang sedang belajar, lalu membandingkan akurasi
pengenalannya dengan data masukan dari sudut pandang tunggal.
Kontribusi pertama yang dihasilkan pada penelitian ini adalah model tari pada
gerakan Mempam Bias, Tolak Tebing, Belah Hui yang direpresentasikan pada
Model Markov Tersembunyi Berlapis menggunakan data penari profesional dengan
2 struktur lapisan yaitu lapis pertama untuk menyatakan gesture dari data pose dan
lapis kedua menyatakan frase dari data gesture. Representasi gerakan tari pada
Model Markov Tersembunyi Berlapis ini mengangkat nilai peluang pada transisi
status yang telah dilatih pada lapis pertama sebagai inisialisasi pada lapis kedua
yang selanjutnya dilatih kembali hingga menghasilkan peningkatan nilai peluang
pada lapis kedua. Kontribusi kedua adalah pengenalan gerakan tari dari sensor
sudut pandang jamak dilakukan berdasarkan model tari yang telah dibangun
menggunakan data penari yang sedang belajar tari, menujukkan peningkatan
tingkat akurasi pengenalan pada gerakan tingkat akurasi sebesar 22.2% pada
gerakan Mempam Bias dan 11.1% pada gerakan Tolak Tebing. Sedangkan
perbandingan akurasi sudut pandang jamak dengan sudut pandang tunggal terlihat
adanya peningkatan akurasi pada gerakan Mempam Bias sebesar 33.3% dan 11.1%
pada gerakan Tolak Tebing dan Belah Hui. Selanjutnya terdapat kontribusi penting
yaitu pembangunan dataset tari tradisional Sigeh Penguten yang dibangun dengan
melakukan perekaman data dan wawancara pada professional tari dengan observasi
wilayah asal tari Sigeh Penguten. Dataset yang direkam lalu dilakukan pemilahan
berdasarkan nama-nama gerakan yang ada pada tari Sigeh Penguten.