







Zirkonia (ZrO2) merupakan material dengan karakteristik yang baik seperti
kekuatan mekanik yang tinggi, kestabilan termal tinggi, konduktivitas ion yang
baik pada temperatur tinggi, inert dan mempunyai sifat biokompatibilitas yang
baik. Dengan karakteristik tersebut maka partikel nano zirkonia dapat
diimplemetasikan secara luas dalam fabrikasi sensor gas, katalis, elektrolit fuel
cell, coating penahan panas, biomaterial pada dental keramik, implan dan lainlain.
Salah satu metode sintesis yang telah banyak digunakan dalam mensintesis
material nano zirkonia adalah dengan metode biosintesis. Biosintesis partikel
nano zirkonia merupakan metode yang ramah lingkungan dan menggunakan
material organik seperti tanaman, bakteri, fungi dan alga. Ekstrak tanaman sangat
berpotensi karena komposisi kimia yang kompleks dan keragaman genetik yang
besar dari spesies tanaman dapat berpengaruh terhadap pembentukan morfologi
dan struktur kristal material nano yang disintesis. Oleh karena itu, pemanfaatan
spesies tanaman yang berbeda sebagai material biosintesis harus diteliti dan
dievaluasi lebih lanjut untuk mengetahui pengaruhnya dalam pembentukan
partikel nano.
Salah satu sumber organik yang dapat dimanfaatkan dalam biosintesis adalah
selulosa nano. Selulosa nano mempunyai gugus hidroksil yang dapat berikatan
dengan logam maupun logam oksida. Oleh karena itu selulosa nano dapat
dijadikan sebagai material templat pembentukan partikel nano ZrO2. Tandan
kosong kelapa sawit merupakan limbah dari pengolahan minyak kelapa sawit
yang banyak terdapat di Indonesia dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Selulosa dalam tandan kosong kelapa sawit dapat mencapai hingga 65%, sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber selulosa nano. Pengolahan serat tanaman
menjadi selulosa nano dilakukan secara mekanik dan kimia. Pengambilan bagian
selulosa dari serat tanaman membutuhkan proses pemisahan lignin dan
hemiselulosa. Proses yang dilakukan untuk pengambilan selulosa adalah dengan
perlakuan basa (delignifikasi) serta pemutihan (bleaching) yang dapat
menghilangkan lignin dan hemiselulosa. Setelah itu selulosa diolah menjadi
bentuk selulosa nano dengan menggunakan metode hidrolisis asam. Metode ini
diikuti dengan proses ultrasonikasi dan sentrifugasi untuk memperoleh suspensi
selulosa nano. Dalam penelitian ini menggunakan metode templat preksursor untuk mensintesis
partikel nano ZrO2 dengan menggunakan selulosa nano tandan kosong kelapa
sawit (Elaeis guineensis) sebagai templat. Metode yang digunakan untuk
mensintesis selulosa nano tandan kosong kelapa sawit adalah dengan
menggunakan metode hidrolisis asam. Sedangkan prekursor yang digunakan
untuk pembentukan ZrO2 adalah Zr(OH)4 yang berasal dari olahan pasir zirkon
(ZrSiO4) lokal yang berasal dari Kalimantan Barat. Variasi sintesis meliputi
variasi pH prekursor pada suasana asam yaitu 1, 3 dan 5 serta variasi temperatur
kalsinasi pada 600 °C, 700 °C dan 800 °C. Sintesis dilakukan dengan
pencampuran selulosa nano dan prekursor Zr(OH)4 pada temperatur 45 °C selama
30 menit. Setelah itu larutan didiamkan semalam dan dikalsinasi pada variasi
temperatur kalsinasi yang telah ditentukan. Hasil dari kalsinasi berupa serbuk
nano ZrO2 yang berwarna putih. Produk hasil kalsinasi tersebut kemudian
dikarakterisasi untuk mengetahui karakteristik morfologi, gugus fungsi dan
struktur kristalnya.
Hasil dari penelitian ini yaitu NCC dengan ukuran diameter rata-rata 13 nm dan
panjang rata-rata 371 nm. Penggunaan NCC sebagai templat telah menghasilkan
ZrO2 dengan fasa tetragonal dan monoklinik (tetragonal metastabil) pada semua
temperatur kalsinasi (600 ?C, 700 ?C dan 800 ?C) dan semua pH (1, 3 dan 5).
Penggunaan NCC sebagai templat telah menghasilkan morfologi ZrO2 yang
berbentuk menyerupai batang dan equiaxed.