Bantalan merupakan bagian penting pada mesin berputar yang terdapat pada
industri dan status pengoperasiannya mempengaruhi kinerja mesin secara langsung
serta dampak yang dihasilkan cukup signifikan pada keselamatan mesin dan
operator. Pengoperasian pada beban tertentu dan adanya faktor lingkungan,
menyebabkan keandalan pada bantalan semakin memburuk seiring berjalannya
waktu. Apabila hal ini terjadi dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup
besar. Untuk dapat menjamin keandalan dan keamanan bantalan perlu
dilakukannya perawatan yang tepat. Prognostik Health Management (PHM)
merupakan deteksi, diagnostik, dan prognostik yang tugasnya membantu untuk
menerapkan strategi pemeliharaan yang efisien, tepat waktu, dan tepat dalam
mengambil keputusan. Teknologi PHM memberikan dasar untuk Predictive
Maintenance (PdM) pada komponen dan sistem industri. Secara sederhana PdM
dapat diartikan sebagai perawatan yang didasarkan pada kondisi mesin itu sendiri.
Terdapat beberapa metode yang digunakan pada strategi PdM, antara lain analisis
getaran, emisi akustik, analisis oli, analisis partikel, pemantauan korosi, termografi,
dan pemantauan performa. Dari beberapa metode tersebut, analisis getaran
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memantau kondisi mekanikal
dari sebuah peralatan apakah dalam kondisi normal atau mengalami penurunan
kemampuan operasional. Analisis getaran dapat digunakan dalam melakukan
prediksi remaining useful life (RUL). RUL merupakan lamanya waktu mesin dalam
beroperasi sebelum memerlukan perbaikan atau pergantian. Prediksi RUL terkait
dengan alat untuk mengetahui keandalan serta mendukung pengambilan keputusan,
melakukan perawatan pada alat guna menghindari waktu henti. Terdapat beberapa
metode yang bisa digunakan dalam melakukan prediksi RUL, seperti metode
driven, data driven, dan hybrid. Penggunaan metode data driven menjadi perhatian
banyak kalangan, diantaranya metode pembelajaran mendalam. Dalam beberapa
tahun terakhir, penelitian mengenai penggunaan pembelajaran mendalam untuk
pembelajaran representasi, klasifikasi deret waktu dan prediksi mendapat banyak
perhatian. Metode pembelajaran mendalam dapat mengatasi data jumlah besar
dengan akurasi yang tinggi. Beberapa metode telah dilakukan untuk pengembangan
pembelajaran mendalam dengan tujuan melakukan prediksi RUL. Terdapat tiga
kategori model yang dapat digunakan pada metode pembelajaran mendalam: model
generative, model hybrid, dan model discriminative.
Metodologi Cross-Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM)
digunakan sebagai alur pengembangan pemodelan dan analisis getaran pada
penelitian ini. Pada tahap pemahaman bisnis didefinisikan tujuan yang dicapai yaitu
memprediksi sisa waktu guna pada bantalan untuk mengetahui jadwal perawatan
yang tepat. Tahap pemahaman data dideskripsikan jenis, struktur, dan kualitas data
yang digunakan. Objek data latih dan data validasi yang digunakan merupakan data
getaran dari bantalan dengan tiga kondisi yang berbeda. Kondisi satu memiliki
beban 1800 rpm dan kecepatan putar 4000 N. Kondisi dua memiliki beban 1650
rpm dan kecepatan putar 4200 N. Kondisi tiga memiliki beban 1500 rpm dan
kecepatan putar 5000 N. Pada tahap praproceses data dilakukan proses load data,
dilakukan transformasi menggunakan fast fourier transform, dan pemilihan fitur.
Pemodelan prediksi RUL dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran
mendalam. Metode pembelajaran mendalam yang digunakan diantaranya
convolutional neural network (CNN) dan Long Short-Term Memory (LSTM).
Selanjutnya analisis akurasi dari masing-masing model dengan menggunakan
model metrik, serta perhitungan skor untuk masing-masing model dilakukan guna
mengetahui keakurasian model.
Pada setiap model, digunakan 2 masukan yaitu akselerometer vertikal dan
akselerometer horizontal guna mempelajari fitur atau pola getaran di tiap arah.
Bersasarkan evaluasi model menggunakan metrik model regresi, LSTM mempuyai
nilai galat yang lebih kecil dibandingkan dengan CNN untuk prediksi RUL
bantalan. Model LSTM mendapatkan nilai MAE = 0,15 dan RMSE = 0,19.
Sedangkan untuk model CNN mendapatkan nilai MAE = 0,22 dan RMSE = 0,26.
Nilai ini didapat dengan menggunakan model metrik untuk hasil model terhadapat
data latih dan data validasi. Selanjutnya untuk model LSTM menghasilkan skor
akurasi sebesar 0,82 dengan nilai maksimum 1, skor ini dianggap cukup akurat
untuk membuktikan bahwa model LSTM dalam memprediksi RUL. Sedangkan
untuk model CNN skor yang didapat yaitu sebesar 0,43 dengan nilai maksimim 1,
skor ini dianggap kurang akurat untuk model dalam memprediksi RUL jika
dibandingkan dengan model LSTM. Selain itu untuk waktu yang dibutuhkan model
LSTM dalam melakukan training model yaitu 30 detik dengan jumlah epoch yang
digunakan adalah 15. Sedangkan model CNN membutuhkan waktu 100 menit pada
proses training model dengan jumlah epoch yang digunakan adalah 30 epoch.