Dalam aplikasinya, sistem kendaraan otonom perlu dapat berinteraksi dengan
pengguna jalan lain yang mempunyai kesadaran dalam pemilihan keputusan. Satu
hal yang menjadi poin penting pada penelitian sistem kendaraan otonom adalah
bagaimana kendaraan otonom tersebut dapat mengambil keputusan dengan
memperhitungkan pergerakan kendaraan lain yang dikemudikan oleh manusia (atau
kendaraan non-otonom) agar tidak ada potensi terjadinya benturan atau tabrakan
antar kendaraan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dikembangkan suatu
mekanisme pengambilan keputusan pada kendaraan otonom yang berinteraksi
dengan kendaraan lain di jalan. Penelitian ini menjawab kebutuhan tersebut dengan
mengembangkan suatu rancangan algoritma pengambil pengambil keputusan
kendaraan otonom saat berinteraksi dengan kendaraan lain yang bersifat egoistik
dan kooperatif. Dalam perancangan algoritma yang dilakukan, kendaraan otonom
akan terlebih dahulu melakukan perhitungan perencanaan lajur yang optimal serta
terbatas waktu dengan mempertimbangkan halangan, batas pinggiran jalan, serta
kecepatan kendaraan lain yang berinteraksi. Perencanaan lajur yang dibuat juga
memiliki batasan tidak adanya benturan antar kendaraan ataupun dengan halangan.
Namun, dalam upaya meningkatkan keamanan kendaraan otonom saat melakukan
penjejakan, serta menjaga kendaraan otonom terhadap potensi adanya perubahan
karakter kendaraan lain yang bersifat egoistik, maka dalam proses penjejakan
dikembangkan modul pengambil keputusan berbasis teori permainan level-k. Saat
melakukan proses penjejakan, kendaraan otonom akan diberikan karakter
kendaraan level-1 yang memiliki sifat berhati-hati, sedangkan kendaraan lain akan
dikontrol secara manual berdasarkan karakter yang ditanamkan
(kooperatif/egoistik). Pada setiap titik yang dijejaki, kendaraan otonom kemudian
akan memilih keputusan terbaik berdasarkan set aksi yang dimiliki. Algoritma yang
dikembangkan kemudian dibuat dalam bentuk simulasi, serta diimplementasikan
pada purwarupa Lego Truck. Hasil simulasi dan implementasi menunjukkan bahwa
kendaraan otonom berhasil mencapai titik tujuan tanpa adanya benturan ataupun
tabrakan saat berinteraksi dengan kendaraan lain yang bersifat kooperatif ataupun
egoistik.