Studi perubahan energi bebas Gibbs menunjukkan bahwa reaksi redoks:
Etanol + metil linolenat/linoleat ??? asetaldehid + metil linoleat/oleat
bisa terjadi dan mencapai konversi yang sempurna, bahkan pada temperatur kamar
sekalipun. Jadi beban kebutuhan hidrogen pada hidrogenasi ester metil asam-asam lemak
tak jenuh ganda dalam biodiesel dan beban kebutuhan temperatur tinggi pada
dehidrogenasi oksidatif etanol dalam produksi asetaldehid, bisa sekaligus dihindari.
Penelusuran literatur selanjutnya menunjukkan bahwa tiga kandidat, Ni-ZnO, NiS–ZnS,
dan Ni-tartrat – Zn-tartrat, berpotensi menjadi katalis bagi reaksi redoks di atas pada
kondisi biomimetik.
Tujuan penelitian adalah mendapatkan bukti atau sanggahan berbasis uji eksperimental
terhadap dugaan/ hipotesis keefektifan ketiga kandidat katalis tersebut dan menyelidiki
lebih rinci katalis yang terbukti efektif. Pengujian dilakukan dengan membubuhkan
katalis ke larutan biodiesel dalam etanol 95%-v dan menggodok campuran pada kondisi
refluks atmosferik (sekitar 78°C) dengan variasi waktu refluks 4 jam dan 12 jam. Puncak
kondensor refluks dihubungkan ke bejana penangkap asetaldehid, seandainya zat bertitik
didih normal 20°C tersebut terbentuk. Dalam kasus asetaldehid memang terbentuk,
dianalisis perolehan dan kadar asetaldehid di dalam cairan dalam bejana penangkap.
Terhadap biodiesel dilakukan analisis angka iodium untuk memeriksa terjadi-tidaknya
penjenuhan ikatan-ikatan rangkap pada ester-ester metil asam-asam lemak tak jenuh yang
dikandungnya.
Katalis Ni-tartrat – Zn-tartrat, berdasarkan eksperimen, merupakan katalis yang paling
efektif. Penggunaan katalis Ni-tartrat – Zn-tartrat dengan waktu refluks 12 jam
memberikan penurunan angka iodium terbesar yaitu 6,35 g-I2/100 g-biodiesel. Hasil juga
menunjukkan kemungkinan ion tartrat sebagai donor hidrogen dalam hidrogenasi
biodiesel.