Kebutuhan energi terus bertambah seiring berjalannya waktu. Di sisi lain, sumber
energi konvensional semakin menipis. Di balik hal tersebut, Indonesia masih memiliki
masyarakat yang belum dapat menikmati energi listrik selama 24 jam. Hal ini membuat
dibutuhkannya teknologi konversi energi dengan umpan bahan bakar terbarukan
dengan efisiensi yang tinggi. Fuel cell menjadi salah satu alternatif yang dapat
mengonversi energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Solid Oxide Fuel Cell
(SOFC) adalah salah satu fuel cell bertemperatur tinggi yang memiliki perkembangan
yang menjanjikan. Bahan bakar biogas dapat diperoleh dari limbah. Hal ini membuat
biogas unggul dari segi ketersediaan dibanding hidrogen. SOFC berbasis elektrolit
Calcia-Stabilized Zirconia (CSZ) telah dikembangkan di ITB sebelumnya. Kinerja
SOFC ini perlu diteliti lebih lanjut untuk penggunaan biogas sebagai bahan bakar.
Kinerja sel SOFC dapat diuji dengan simulasi untuk mengetahui pengaruh variabel
variasi terhadap kinerja SOFC. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak ASPEN
Plus, STANJAN, dan Ms. Excel. Simulasi disusun bedasarkan persamaan yang
mempresentasikan daya hasil keluaran operasi. Penelitian terkait sel SOFC sebelumnya
di lab KPEE ITB digunakan sebagai parameter dalam menjalankan simulasi. Melalui
simulasi, pengaruh laju alir bahan bakar, nisbah kukus/karbon, temperatur operasi, dan
jumlah thermally self-sustain SOFC pada variasi bahan bakar dapat diketahui.
Simulasi sel SOFC yang telah dibuat divalidasikan dengan literatur yang ada. Setelah
dilakukan validasi, maka didapatkan kesimpulan bahwa kenaikan laju alir
meningkatkan daya keluaran SOFC, kenaikan nisbah kukus/karbon menurunkan daya
keluaran SOFC tetapi menurunkan resiko coking, kenaikan temperatur meningkatkan
daya keluaran SOFC dengan temperatur optimum ada pada 900OC, serta jumlah sel
yang diperlukan untuk mencapai thermally self-sustain SOFC adalah 3.