digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Andrew Malvin Lehman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kota Raya Walini diproyeksikan akan menjadi pusat bisnis internasional dan pemukiman ramah lingkungan menggantikan kawasan Bandung Raya yang padat. Stasiun Walini merupakan satu dari empat stasiun yang dilewati oleh kereta cepat Jakarta-Bandung. Desain Stasiun Kereta Cepat di Kawasan Walini terdiri dari bangunan utama tiga lantai di sisi barat, peron satu lantai di sisi timur, dan terowongan pejalan kaki untuk menghubungkan sisi timur dan barat. Tugas akhir ini memiliki tujuan untuk merancang eko-drainase, sistem Rain Water Harvesting, dan tangki penyimpanan air baku untuk Stasiun Walini. Perancangan dimulai dengan melakukan analisis hidrologi, analisis frekuensi dan analisis hidrograf untuk mendapatkan debit banjir yang kemudian disimulasikan menggunakan HEC-RAS 1D. Hasil perhitungan debit banjir puncak dengan periode ulang 10 tahun adalah sebesar 370.369 m3/detik. Dalam mendesain jaringan drainase, dilakukan pembuatan layout tangkapan air hujan, menentukan titik terendah serta menghitung debit limpasan rencana untuk area atap dan halaman bangunan. Saluran akan menggunakan material besi tuang dilapis untuk atap dan beton pra-cetak U-ditch untuk halaman bangunan dengan dimensi saluran atap 80 cm x 10 cm, halaman timur bangunan menggunakan dimensi saluran 71 cm x 50 cm, dan halaman barat bangunan menggunakan dimensi saluran 96 cm x 50 cm. Ekodrainase yang digunakan adalah 24 sumur resapan tipe II dengan kedalaman 3 m dan 1 kolam tandon berukuran 13.75 m x 8.5 m x 3 m dengan pertimbangan permeabilitas tanah dan tinggi muka air tanah pada Stasiun Walini. Tangki penyimpanan air baku dirancang untuk menampung volume total 90 m3 menggunakan 2 Roof Water Tank berukuran masing-masing 19.8 m3 dan 1 Ground Water Tank berukuran 5 m x 4 m x 3 m. Sumber air baku yang digunakan untuk proyek stasiun ini bersumber dari kolam tandon dengan teknologi reverse osmosis, PDAM setempat dan sumur bor sebagai cadangan saja.