digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Di beberapa lapangan minyak, sering terjadi masalah-masalah yang serius, salah satunya adalah kerucut air. Secara umum, reservoir-reservoir dengan reservoir air di bawahnya mempunyai kecenderungan untuk terjadi masalah kerucut air ini. Drawdown yang besar pada zona minyak akan menyebabkan terjadinya ketidakstabilan di batas minyak-air (biasanya berbentuk kerucut), yang bergerak ke atas menuju perforasi. Salah satu metode konvensional untuk mengatasi masalah ini adalah mengkomplesi bagian atas dari zona minyak untuk mencegah atau paling tidak untuk menunda terjadinya kerucut air. Tidak hanya itu, dengan metode konvensional tersebut sumur harus berproduksi di bawah laju alir kritis. Karena memproduksi sumur dibawah laju alir tidak menguntungkan maka beberapa ahli telah menginvestigasi suatu metode alternatif yang disebut Downhole Water Sink (DWS). Mekanisme metode ini adalah membuat tekanan drawdown tandingan dengan memproduksi air melalui perforasi di zona air. Dengan melakukan hal ini, tekanan drawdown di zona air akan menyebabkan produksi minyak yang lebih besar di zona minyak. Kesuksesan metode ini tergantung dari perbandingan laju produksi di zona minyak dan zona air. Dan hanya ada aliran minyak di perforasi atas dan hanya ada aliran air di perforasi bawah (aliran terpisah/segregated flow). Paper ini secara analitik memprediksi laju alir kritis yang akan menghasilkan aliran terpisah antara minyak dan air pada tipe komplesi Downhole Water Sink dan di reservoir yang mempunyai anisotropi. Hasil studi ini akan dibandingkan dengan hasil simulasi dengan memplot hasil perhitungan pada kurva Inflow Performance Window (IPW) dari simulasi yang telah dilakukan sebelumnya dan dibandingkan dengan data lapangan.