digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Agustiyan Rizki
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Agustiyan Rizki
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Agustiyan Rizki
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Agustiyan Rizki
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Agustiyan Rizki
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Agustiyan Rizki
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Transisi energi baru-baru ini menjadi topik yang menarik perhatian semua orang di dunia; hal ini disebabkan oleh perubahan pola pikir warga dunia mengenai kebutuhan energi, yang berasal dari sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan yang berasal dari sumber energi terbarukan. Perjanjian Paris merupakan komitmen utama seluruh negara di dunia dalam menghadapi perubahan iklim global yang semakin parah. Saat ini bahan bakar fosil menjadi salah satu faktor penyebab memburuknya kondisi iklim global. Namun, kebutuhan energi global masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Negara-negara di Eropa mulai memikirkan langkah menuju energi yang lebih bersih. Regulasi dan inisiatif dari sektor swasta telah mendukung gerakan ini menuju energi yang lebih baik. Misalnya BP Net Zero Initiatives, rebranding Total Energies. Berbeda dengan benua Amerika dan Asia dimana penggunaan energi fosil, masih menjadi prioritas utama dalam bauran energi. Ketika kita berbicara tentang kebutuhan energi di Indonesia, kita dapat melihat rencana pemerintah tentang bauran energi yang masih mengandalkan bahan bakar fosil. Dunia sedang berubah, manusia sebagai penguasa di planet ini mulai melihat perlunya pelestarian bumi. Beberapa penelitian memberi tahu kita tentang kerusakan lingkungan di planet ini. Modernisasi menyebabkan penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah besar sebagai sumber energi utama dalam dekade terakhir. Hal ini berdampak pada peningkatan suhu planet dan menyebabkan perubahan iklim global. Saat ini orang berpikir untuk mencari sumber energi hijau, yang memiliki kerusakan lingkungan yang sangat minimal. Pergerakan tersebut akan berdampak pada perusahaan minyal dan gas bumi sebagai wujud komitmen untuk mengurangi kadar Karbon di udara. Beberapa penelitian mengenai konsumsi bahan bakar fosil di masa depan cukup mengejutkan bahwa dalam waktu dekat penggunaan bahan bakar fosil diperkirakan akan sangat menurun karena pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan dalam kehidupan sehari-hari. Dampaknya, harga minyak diperkirakan akan turun drastis di masa mendatang karena penurunan permintaan bahan bakar fosil, sehingga kondisi ini menimbulkan beberapa pemikiran tentang kelangsungan hidup dan keberlanjutan perusahaan minyak dan gas serta dampaknya terhadap keberlangsungan kerja untuk pegawai di industri hulu minyak dan gas bumi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari personel hulu migas khususnya di PT. Pertamina Hulu Indonesia dalam menghadapi era baru energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menggali kesiapan perusahaan dan personel dari sudut pandang personel hulu migas. Mengenai transisi energi di Indonesia, terdapat beberapa tantangan seperti ketidakpastian kebijakan, hambatan pasar, hambatan pembiayaan, dan rendahnya kapasitas produksi energi terbarukan telah berkontribusi pada lambannya pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Perusahaan harus merumuskan kembali strategi perusahaan untuk mengejar masa transisi ini dengan melibatkan karyawan dalam prosesnya. Karyawan harus dibekali dengan pengetahuan dan informasi terkini tentang transisi energi, mobilitas personel ke perusahaan afiliasi energi baru dan terbarukan akan memberikan pengalaman yang luar biasa untuk mempersiapkan karyawan hulu untuk siap menghadapi Masa Transisi Energi.