digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Raditya Kei Syam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Raditya Kei Syam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Raditya Kei Syam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Raditya Kei Syam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Raditya Kei Syam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Raditya Kei Syam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Korosi merupakan peristiwa destruktif yang terjadi pada logam akibat bereaksi dengan lingkungannya. Salah satunya pada baja karbon rendah (mild steel) seri ASTM-A36 yang memiliki kecenderungan teroksidasi yang cukup tinggi apabila digunakan di lingkungan yang terbuka. Baja ASTM-A36 banyak digunakan pada industri otomotif, bangunan, perpipaan, serta industri minyak dan gas. Oleh karena itu diperlukan mekanisme pengendalian korosi dengan cara penggunaan inhibitor. Inhibitor yang sedang dikembangkan yaitu green inhibitor. Syarat utama green inhibitor adalah murah, ramah lingkungan, dan memiliki efek yang signifikan terhadap penurunan laju korosi. Sumber green inhibitor dapat diambil dari berbagai bagian buah atau tumbuhan. Oleh karena itu pada penelitian ini dipelajari ekstrak kulit rambutan sebagai green inhibitor pada baja dalam larutan asam klorida. Pada penelitian ini digunakan variasi konsentrasi ekstrak kulit rambutan sebagai inhibitor korosi. Untuk mendapatkan ekstrak kulit rambutan dilakukan dengan ekstraksi pelarut menggunakan ethanol. Hasil ekstrak yang didapatkan nantinya akan dicampur dengan larutan HCl 1 M untuk membuat larutan uji. Larutan uji yang digunakan yaitu HCl 1 M (blank) serta larutan dengan penambahan konsentrasi inhibitor sebanyak 1 gpl dan 2 gpl. Sampel baja yang digunakan dipreparasi dengan cara dimounting dan diamplas dari grid 60-2000 untuk dijadikan elektroda kerja. Uji yang dilakukan adalah uji elektrokimia dengan metode tiga elektroda. Elektroda kerja yaitu sampel baja, elektroda pembanding yang digunakan yaitu Ag/AgCl, dan elektroda bantu berupa batang karbon. Uji yang dilakukan berupa uji potensial rangkaian terbuka, uji electrochemical impedance spectroscopy (EIS) untuk mendapatkan kurva Nyquist dan Bode, dan uji potentiodynamic polarization untuk mendapatkan kurva polarisasi. Data yang didapatkan lalu dibandingkan dengan literatur. Literatur yang dipilih yaitu penelitian sebelumnya mengenai green inhibitor yang berasal dari bagian buah atau tanaman pada mild steel dalam larutan HCl. Uji elektrokimia membuktikan bahwa laju korosi menurun dan efisiensi meningkat dengan penambahan konsentrasi inhibitor. Larutan dengan ekstrak inhibitor 2 gpl memiliki nilai laju korosi sebesar 0,019 mm/tahun dengan efisiensi 96,91%, lebih baik dibandingkan dengan larutan dengan ekstrak inhibitor 1 gpl dengan nilai laju korosi sebesar 0,048 mm/tahun dengan efisiensi 91,19%. Namun, pada penelitian ini belum didapatkan nilai konsentrasi inhibitor optimum dikarenakan keterbatasan data yang didapatkan serta masih ada data yang kurang akurat. Model rangkaian listrik ekuivalen dengan penambahan inhibitor ekstrak kulit rambutan yaitu Rs- (CPEi (Ri (CPEdl / Rp))). Model tersebut menandakan adanya lapisan organik yang tidak merata pada permukaan baja.