BAB 1 Farchan Alfaraby
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Farchan Alfaraby
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Farchan Alfaraby
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Farchan Alfaraby
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Farchan Alfaraby
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Baja adalah paduan logam yang paling umum digunakan di dunia dengan
permintaan sekitar 2 miliar ton/tahun. Blast Furnace sebagai rute yang dominan
dalam produksi baja menghasilkan 2,15 ton gas CO2/ton besi wantah. Gas CO2 di
luar siklus karbon pendek seperti yang dihasilkan blast furnace tidak akan terserap
dengan baik oleh tumbuhan. Gas CO2 yang tidak terserap akan berkumpul di
atmosfer sehingga menimbulkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca menginisiasi
terjadinya peristiwa pemanasan global. Berawal dari isu pemanasan global muncul
beberapa alternatif proses reduksi bijih besi yaitu elektrolisis suhu tinggi dan
reduksi dengan gas hidrogen. Proses elektrolisis suhu tinggi menghasilkan oksigen
sebagai produk samping dan reduksi dengan gas hidrogen menghasilkan uap air
sebagai produk samping. Dalam mengevaluasi potensi penggunaan alternatif proses
di masa yang akan datang, analisis kelayakan sangat diperlukan baik dalam aspek
teknis maupun ekonomi.
Studi literatur dimulai dengan mengumpulkan jurnal, buku, serta sumber informasi
yang terkait dengan karakteristik bijih besi, proses elektrolisis suhu tinggi, proses
reduksi dengan gas hidrogen, penggunaan anoda inert pada elektrolisis bijih besi,
performa elektrolit yang digunakan, pembuatan gas hidrogen, dan perbedaan
penggunaan reduktor gas CO dan H2. Literatur yang telah terkumpul kemudian
dipelajari dan dianalisis untuk memperoleh informasi-informasi yang selanjutnya
digunakan untuk membuat pembahasan yang komprehensif untuk menjawab tujuan
yang telah dirumuskan
Hasil studi literatur ini menunjukkan bahwa penelitian mengenai elektrolisis suhu
tinggi dan reduksi dengan gas hidrogen belum banyak dilakukan. Selain itu
diperoleh beberapa poin penting diantaranya: (1) Permintaan produksi gas hidrogen
dari elektrolisis air sangat bergantung pada kebijakan seperti harga listrik karena
harga produksi yang mahal yaitu USD 10,3/kg gas H2; (2) Penggunaan reduktor gas
H2 memerlukan suplai energi yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan syngas
dan membutuhkan reaktor yang lebih kecil; (3) lelehan MgO-CaO-Al2O3-SiO2
berpotensi digunakan sebagai elektrolit dalam produksi logam besi karena dapat
beroperasi di suhu tinggi; (4) Iridium berpotensi digunakan sebagai anoda inert
untuk elektrolisis bijih besi, tetapi jumlahnya sangat terbatas; (6) Berdasarkan
analisis kelayakan, teknologi Molten Oxide Electrolysis (MOE) berpotensi
digunakan di masa yang akan datang karena CAPEX yang rendah, emisi gas CO2
yang rendah, dan laju produksi yang tinggi. Masalah pencarian anoda inert dalam
jumlah berlimpah untuk teknologi MOE sangat krusial untuk mewujudkan proses
yang ramah lingkungan sehingga penelitiannya menarik untuk diteliti dan dipelajari
lebih lanjut.