digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

15714022_Indra_Abstract.pdf?
PUBLIC Asep Kusmana

Perkembangan infrastruktur di kawasan bandung yang begitu cepat menyebabkan adanya perubahan fungsi lahan. Hal ini menyebabkan air hujan semakin sulit untuk meresap kedalam tanah, sehingga jumlah air limpasan di permukaan akan semakin besar yang meningkatkan resiko banjir di daerah hilir. Perumahan Bumi Panyawangan memiliki luas 45 Ha dengan elevasi tanah sekitar 685- 662 mdpl, di wilayah administratif Kecamatan Cileunyi. Jenis tanah di Perumahan Bumi Panyawangan secara USCS adalah silt clay (CH) dengan HSG kelompok D. Dengan adanya permasalahan banjir pada beberapa titik saluran maka diperlukan adanya evaluasi dan redesain drainase eksisting juga penambahan teknologi ecodrainage terhadap sistem drainase Perumahan Bumi Panyawangan. Redesain dan perancangan teknologi ecodrainage dibuat dengan bantuan aplikasi EPA SWMM 5.1.5. Pada analisis intensitas hujan didapatkan nilai hujan rata-rata pada PUH 10 & PUH 25 yaitu 124,99 mm/jam dan 142,87 mm/jam dengan menggunakan metode Van Breen ā€“ Talbot. Perumahan Bumi Panyawangan terletak di Sub-DAS Cikeruh dalam Kawasan DAS Citraum yang memiliki inlet aliran air berasal dari 2 anak sungai Cikeruh dan 1 dari DTA perumahan. Perumahan Bumi Panyawangan memiliki 3 Daerah tangkapan air yaitu DTA Sub-DAS 1 dari 23 DTA, DTA Sub-DAS 2 dari 8 DTA, dan DTA Cluster dari 17 cluster perumahan. Drainase utama di Perumahan Bumi Panyawangan memiliki pola alamiah dengan rata-rata berbentuk persegi dan trapezoid. Perumahan Bumi Panyawangan memiliki %imperviousness 75%, dengan C PUH 10 dan PUH 25 berturut-turut adalah 0,68 & 0,74. Pada hasil pemodelan SWMM dengan dynamic wave flow routing menunjukan bahwa debit masuk seluruh limpasan pada PUH 25 tahun sekitar 10,763 m3 /s dan debit keluar 9,739 m3 /s. Adapun pada saluran eksisting telah terjadi beberapa titik banjir dengan PUH 25 tahun. Dari hasil pemodelan menunjukan bahwa terdapat saluran-saluran yang melebihi batas kriteria kecepatan. Saluran-saluran tersebut perlu dilakukan perubahan dimensi agar mengurangi kecapatan aliran air dan banjir pada node sekitar sehingga sesuai kriteria. Teknologi ecodrainage yang akan diterapkan didasarkan pada konsep Sustainable Urban Drainage System (SUDS). Teknologi yang terpilih merupakan ecodrainage yang berfokus pada kuantitas air dan konservasi air. Setelah di analisis berdasarkan karakteristik tanah, topografi, rute aliran, dan lahan eksisting teknologi ecodrainage yang terpilih adalah pond & wetland dengan jenis wetpond dan ecodrainage yang berada disumber adalah RWH (Rain Water Harvesting). Lokasi yang terpilih untuk wetpond adalah lokasi 2 dengan jenis wetpond offline dan lokasi untuk PAH berada di pekarangan rumah. Berdasarkan perhitungan didapatkan dimensi dari wetpond offline tersebut memiliki luas dasar 702 m2 , luas permukaan area 1980 m2 dan kedalaman 3 m dengan bentuk limas terpancung. Sementara tipe RWH nya adalah PAH typical 2 m3 berjenis PAH Pasangan Bata dengan dimensi untuk PAH adalah 1,3 m x 1,3 m dengan tinggi 1,2 m.