Laju respirasi merupakan salah satu dari parameter-parameter pemantauan proses
respirasi yang dapat menjadi indikator awal terjadinya penyakit kritis pada pasien.
Umumnya, laju respirasi bisa didapat melalui kapnografi, impedance
pneumography (IP), atau elektrokardiogram (EKG). Laju respirasi juga dapat
ditentukan melalui sinyal photoplethysmograph (PPG) karena proses respirasi
mempengaruhi sinyal PPG. Dengan demikian, proses pemantauan laju respirasi
dapat dilakukan dengan mudah menggunakan pulse oxymeter yang nyaman untuk
digunakan, bersifat portabel, dan tidak mahal. Berdasarkan penelitian yang telah
ada, tantangan dalam penggunaan sinyal PPG untuk estimasi laju respirasi adalah
adanya derau pada sinyal PPG. Oleh karena itu, dalam perancangan algoritma
diperlukan mekanisme penanganan derau sinyal PPG. Pada tugas akhir ini,
perancangan algoritma dilakukan dengan memanfaatkan tiga pengaruh proses
respirasi (respiratory-induced variation) pada sinyal PPG. Pada algoritma tersebut
juga akan dilakukan penelitian terkait pengaruh panjang window sinyal pada
performa algoritma. Berdasarkan hasil uji performa algoritma, didapatkan hasil
bahwa panjang window mempengaruhi performa algoritma, banyaknya segmen
PPG yang tidak diproses jika terdeteksi artifak, dan kemampuan algoritma dalam
mendeteksi perubahan laju respirasi yang cukup besar dalam satu periode respirasi.