Dalam pembuatan tepung fercaf (Fermentated Cassava Flour) akan dihasilkan limbah, terutama limbah cair yang didapat dari proses pencucian dan proses fermentasi pada pabrik pembuatan tepung fercaf. Limbah cair yang tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Limbah cair pabrik pembuatan tepung fercaf akan mengalami dekomposisi secara alami karena memiliki kandungan bahan-bahan organik yang cukup tinggi. Limbah cair pabrik pembuatan tepung fercaf dapat diolah menjadi biogas melalui proses pencernaan anaerobik. Pembuatan biogas dari limbah cair tepung fercaf dapat mengurangi dampak pencemaran limbah terhadap lingkungan dan dapat membantu menciptakan kedaulatan energi karena biogas yang dihasilkan dapat digunakan langsung oleh pabrik atau digunakan masyarakat umum disekitar pabrik pembuatan tepung fercaf.
Penelitian yang dilakukan berfokus pada simulasi proses produksi biogas dari limbah cair fercaf menggunakan aplikasi aspen plus untuk mengetahui potensi biogas yang dapat dihasilkan dari limbah cair fercaf. Simulasi yang dibangun berdasarkan empat tahapan produksi biogas yaitu tahap hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis dan metanogenesis. Model dibangun dengan mensimulasikan proses produksi biogas dari limbah cair tepung tapioka terlebih dahulu, data jumlah biogas yang dihasilkan dari model simulasi dengan menggunakan aplikasi Aspen Plus dibandingkan dengan jumlah biogas yang dihasilkan dari data literatur, hal ini bertujuan untuk memvalidasi model yang dibangun. Jumlah biogas yang dihasilkan dari simulasi proses produksi biogas limbah cair tepung tapioka memberikan hasil biogas relatif cukup dekat dengan jumlah biogas yang dihasilkan dari data literatur. Model simulasi dapat digunakan untuk simulasi proses produksi biogas dari limbah cair fercaf. Jumlah biogas yang dihasilkan dari 1 m3 limbah cair fercaf diprediksi 1,754 m3/hari yang terdiri dari 56,75% CH4, 26,52% CO2, 16,73% gas lain. Data ini dapat dijadikan bahan pertimbangan suatu pabrik fercaf sebelum menerapkan sistem biogas.