Metode deteksi kerusakan, konsep dan kombinasi kumpulan data memiliki keberagaman.
Keberagaman tersebut sesuai dengan tujuannya yaitu sebagai pendeteksi setiap perubahan yang
terjadi setelah suatu tindakan, baik yang disebabkan oleh manusia maupun alam. Oleh karena
itu, metode deteksi perubahan akan membantu studi penilaian bencana. Penelitian ini
mengusulkan konsep dan kombinasi dataset baru yang didasarkan pada aktivitas manusia untuk
mendeteksi kerusakan setelah terjadinya bencana alam. Data yang digunakan pada penelitian
ini meliputi data night-time light dari NPP-VIIRS DNB, data nitrogen dioksida (NO2) dari
Sentinel-5P, dan data land surface temperature dari MODIS. Kombinasi dataset yang dilakukan
pada penelitian ini akan mewakili perubahan setelah terjadinya kerusakan. Hasil dari penelitian
ini akan diterapkan di provinsi Indonesia Timur dan provinsi Sulawesi Tengah. Pasca gempa
7,5 Mw, tsunami dengan ketinggian gelombang 4m dan likuifaksi pada empat kecamatan yang
terjadi pada 28 September 2018. Kabupaten-kabupaten induk yang akan menerapkan
kombinasi baru ini adalah Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi
dan Kota Palu yang menjadi ibu kota provinsi Sulawesi Tengah. Wilayah tersebut merupakan
sebagian besar wilayah yang terkena dampak kerusakan setelah bencana. Kombinasi ketiga
dataset ini akan menghasilkan peta indeks probabilitas kerusakan untuk masing-masing
kabupaten dan kota. Peta indeks probabilitas kerusakan ini akan dibandingkan dengan data
kerusakan yang didapat. Selain itu, penelitian ini juga memiliki keterbatasan, keterbatasan
utama yaitu tipe wilayah yang diteliti. Hal tersebut karena tipe wilayah yang diteliti mayoritas
merupakan wilayah pedesaan, kepadatan penduduk, tipe bangunan, sebaran dan kepadatan di
setiap wilayah yang memengaruhi nilai-nilai tersebut.