digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Uke Tri Evasari
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 2 Uke Tri Evasari
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 3 Uke Tri Evasari
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 4 Uke Tri Evasari
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 5 Uke Tri Evasari
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 6 Uke Tri Evasari
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira



2021 TS PP UKE TRI EVASARI_JURNAL.pdf ]
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Pandemi COVID-19 menyebar dengan sangat cepat di seluruh Negara termasuk di Indonesia. Pandemi tersebut memberikan dampak kerugian secara langsung dan tidak langsung. Kerugian secara langsung akibat pandemi COVID-19, yaitu permasalahan kesehatan. Sedangkan, kerugian secara tidak langsung dari pandemi tersebut, yaitu penurunan output. Penurunan output disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi akibat adanya kebijakan pembatasan pergerakan untuk mencegah dan menurunkan transmisi pandemi COVID-19. Penurunan ouput menyebabkan penurunan kinerja perekonomian di masing-masing wilayah. Penurunan kinerja perekonomian akan berbeda-beda pada tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota karena setiap wilayah memiliki perbedaan sistem ekonomi. Penurunan kinerja perekonomian mendorong peningkatan tingkat pengangguran di Indonesia. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mengalami peningkatan dari 4,99% tahun 2019 menjadi 7,07% tahun 2020. Peningkatan tingkat pengangguran memilik efek berbeda pada tingkat regional dan sub regional. Perbedaan ini disebabkan karena struktur ketenagakerjaan yang berbeda-beda di masing-masing wilayah. Salah satu Pulau yang paling terdampak oleh Pandemi COVID-19 adalah Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena sebesar 59% aktivitas ekonomi Indonesia bersumber dari Pulau tersebut. Terguncangnya aktivitas perekonomian di Pulau Jawa berdampak terhadap peningkatan yang signifikan pada TPT. TPT mencapai 8,09% pada Agustus 2020 di Pulau Jawa. Peningkatan TPT tersebut akan berbeda-beda pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk mengatasi peningkatan tingkat pengangguran maka pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menstimulus kinerja pasar tenaga kerja, seperti kebijakan fiskal, moneter, kebijakan yang mendukung usaha-usaha bisnis, penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan agar mendorong penurunan TPT. Namun, kebijakan tersebut belum optimal karena tingkat pengangguran Indonesia tetap mengalami peningkatan yang signifikan pada saat pandemi. Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia pada Agustus 2020 mencapaiii 7,07%, dimana angka tersebut sangat tinggi jika dibandingkan selama lima tahun terakhir. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dampak pengaruh struktur ketenagakerjaan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada saat pandemi COVID- 19, khususnya Pulau Jawa. Terdapat tiga sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu 1) Teridentifikasinya kondisi kinerja perekonomian di Pulau Jawa pada saat pandemi; 2) Teridentifikasinya kondisi pasar tenaga kerja di Pulau Jawa saat pandemi; dan 3) Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Pulau Jawa pada saat pandemi. Untuk menganalisis ketiga sasaran tersebut, akan menggunakan analisis LQ, tipologi klassen dan shift-share, analisis deskriptif dan analisis ekonometrika spasial. Analisis LQ, tipologi klassen, dan shift-share untuk mengidentifkasi kondisi kinerja perekonomian di Pulau Jawa saat pandemi. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar tenaga kerja di Pulau Jawa selama pandemi, sedangkan analisis ekonometrika spasial digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Pulau Jawa. Variabel dependen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tingkat pengangguran terbuka, sedangkan variabel independennya, yaitu laju pertumbuhan ekonomi (LP), persentase penduduk usia muda (YR), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), persentase penduduk berpendidikan menengah kebawah (EDU1), persentase penduduk berpendidikan tinggi (EDU2), persentase pekerja di sektor pertanian (share_pertanian), persentase pekerja di sektor industri (share_industri), persentase pekerja di sektor konstruksi (share_konstruksi), persentase pekerja di sektor perdagangan (share_perdagangan), persentase pekerja di sektor transportasi (share_transportasi). Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi TPT di Pulau Jawa menggunakan metode analisis Geographically Weighted Panel Regression (GWPR). Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang digunakan merupakan 118 Kabupaten/Kota di Pulau Jawa dengan periode waktu 2019-2020 Hasil analisis LQ, tipologi klassen, dan shift-share menunjukkan bahwa pandemi memberikan dampak berbeda pada setiap Kabupaten/Kota di Pulau Jawa. Kabupaten/Kota yang memiliki spesialisasi hanya di sektor-sektor ekonomi tertentu akan lebih tidak stabil dalam menghadapi guncangan ekonomi. Analisis deskripif menggambarkan bahwa kelompok tenaga kerja yang paling rentan terhadap guncangan ekonomi akibat pandemi COVID-19 adalah penduduk usia muda. Sektor yang bisa menjadi alternatif pada saat pandemi, yaitu sektor pertanian dan perdagangan. Sedangkan, sektor lainnya seperti sektor transportasi dan konstruksi sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Sementara itu, bantuan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja selama pandemi, yaitu bantuan subsidi, bantuan langsung tunai, dan bantuan tanpa persyaratan karena terjadi penurunan penghasilan atau pemberhentian tenaga kerja pada saat pandemi.iii Hasil analisis GWPR menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi TPT di Pulau Jawa adalah LP, YR, TPAK, EDU1, EDU2, share_industri, share_perdagangan, share_transportasi, dan share_konstruksi. Variabel YR, TPAK, EDU1, share_industri, share_perdagangan, dan share_transportasi berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan positif dan negatif terhadap TPT di Pulau Jawa. Sedangkan, variabel LP berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan negatif terhadap TPT di Pulau Jawa. Sementara, variabel EDU2 berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap TPT di Pulau Jawa.