Pandemi COVID-19 menyebar dengan sangat cepat di seluruh Negara termasuk di
Indonesia. Pandemi tersebut memberikan dampak kerugian secara langsung dan
tidak langsung. Kerugian secara langsung akibat pandemi COVID-19, yaitu
permasalahan kesehatan. Sedangkan, kerugian secara tidak langsung dari pandemi
tersebut, yaitu penurunan output. Penurunan output disebabkan oleh penurunan
aktivitas ekonomi akibat adanya kebijakan pembatasan pergerakan untuk
mencegah dan menurunkan transmisi pandemi COVID-19. Penurunan ouput
menyebabkan penurunan kinerja perekonomian di masing-masing wilayah.
Penurunan kinerja perekonomian akan berbeda-beda pada tingkat Nasional,
Provinsi dan Kabupaten/Kota karena setiap wilayah memiliki perbedaan sistem
ekonomi. Penurunan kinerja perekonomian mendorong peningkatan tingkat
pengangguran di Indonesia. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia
mengalami peningkatan dari 4,99% tahun 2019 menjadi 7,07% tahun 2020.
Peningkatan tingkat pengangguran memilik efek berbeda pada tingkat regional
dan sub regional. Perbedaan ini disebabkan karena struktur ketenagakerjaan yang
berbeda-beda di masing-masing wilayah.
Salah satu Pulau yang paling terdampak oleh Pandemi COVID-19 adalah Pulau
Jawa. Hal ini disebabkan karena sebesar 59% aktivitas ekonomi Indonesia
bersumber dari Pulau tersebut. Terguncangnya aktivitas perekonomian di Pulau
Jawa berdampak terhadap peningkatan yang signifikan pada TPT. TPT mencapai
8,09% pada Agustus 2020 di Pulau Jawa. Peningkatan TPT tersebut akan
berbeda-beda pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Untuk mengatasi peningkatan tingkat pengangguran maka pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk menstimulus kinerja pasar tenaga kerja, seperti
kebijakan fiskal, moneter, kebijakan yang mendukung usaha-usaha bisnis,
penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan agar mendorong
penurunan TPT. Namun, kebijakan tersebut belum optimal karena tingkat
pengangguran Indonesia tetap mengalami peningkatan yang signifikan pada saat
pandemi. Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia pada Agustus 2020 mencapaiii
7,07%, dimana angka tersebut sangat tinggi jika dibandingkan selama lima tahun
terakhir.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini untuk menganalisis dampak pengaruh struktur ketenagakerjaan
terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada saat pandemi COVID-
19, khususnya Pulau Jawa. Terdapat tiga sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, yaitu 1) Teridentifikasinya kondisi kinerja perekonomian di Pulau
Jawa pada saat pandemi; 2) Teridentifikasinya kondisi pasar tenaga kerja di Pulau
Jawa saat pandemi; dan 3) Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengangguran terbuka di Pulau Jawa pada saat pandemi.
Untuk menganalisis ketiga sasaran tersebut, akan menggunakan analisis LQ,
tipologi klassen dan shift-share, analisis deskriptif dan analisis ekonometrika
spasial. Analisis LQ, tipologi klassen, dan shift-share untuk mengidentifkasi
kondisi kinerja perekonomian di Pulau Jawa saat pandemi. Analisis deskriptif
digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar tenaga kerja di Pulau Jawa
selama pandemi, sedangkan analisis ekonometrika spasial digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka
di Pulau Jawa. Variabel dependen yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel tingkat pengangguran terbuka, sedangkan variabel independennya,
yaitu laju pertumbuhan ekonomi (LP), persentase penduduk usia muda (YR),
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), persentase penduduk berpendidikan
menengah kebawah (EDU1), persentase penduduk berpendidikan tinggi (EDU2),
persentase pekerja di sektor pertanian (share_pertanian), persentase pekerja di
sektor industri (share_industri), persentase pekerja di sektor konstruksi
(share_konstruksi), persentase pekerja di sektor perdagangan
(share_perdagangan), persentase pekerja di sektor transportasi
(share_transportasi). Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi TPT
di Pulau Jawa menggunakan metode analisis Geographically Weighted Panel
Regression (GWPR). Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data
yang digunakan merupakan 118 Kabupaten/Kota di Pulau Jawa dengan periode
waktu 2019-2020
Hasil analisis LQ, tipologi klassen, dan shift-share menunjukkan bahwa pandemi
memberikan dampak berbeda pada setiap Kabupaten/Kota di Pulau Jawa.
Kabupaten/Kota yang memiliki spesialisasi hanya di sektor-sektor ekonomi
tertentu akan lebih tidak stabil dalam menghadapi guncangan ekonomi. Analisis
deskripif menggambarkan bahwa kelompok tenaga kerja yang paling rentan
terhadap guncangan ekonomi akibat pandemi COVID-19 adalah penduduk usia
muda. Sektor yang bisa menjadi alternatif pada saat pandemi, yaitu sektor
pertanian dan perdagangan. Sedangkan, sektor lainnya seperti sektor transportasi
dan konstruksi sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Sementara itu,
bantuan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja selama pandemi, yaitu bantuan
subsidi, bantuan langsung tunai, dan bantuan tanpa persyaratan karena terjadi
penurunan penghasilan atau pemberhentian tenaga kerja pada saat pandemi.iii
Hasil analisis GWPR menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi TPT
di Pulau Jawa adalah LP, YR, TPAK, EDU1, EDU2, share_industri,
share_perdagangan, share_transportasi, dan share_konstruksi. Variabel YR,
TPAK, EDU1, share_industri, share_perdagangan, dan share_transportasi
berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan positif dan negatif terhadap TPT
di Pulau Jawa. Sedangkan, variabel LP berpengaruh signifikan dan memiliki
hubungan negatif terhadap TPT di Pulau Jawa. Sementara, variabel EDU2
berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap TPT di Pulau
Jawa.