Lelaki yang pernah menimba ilmu di Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1990-1996 itu menuturkan betapa besar anugrah dari Yang Mahakuasa, terutama sejak dia memutuskan ingin menikah. Ketika itu (tahun 1991), usianya baru 20 tahun, dan dia duduk di semester III. ''Saya katakan kepada orangtua saya bahwa saya ingin menikah. Kuliah di Bandung, berat godaannya. Soalnya gadisnya cantik-cantik.
Lebih baik saya menikah muda untuk menjaga diri,'' ujar Fadil. Apa jawab orangtuanya? ''Boleh saja kamu menikah. Tapi anak istrimu mau kasih makan apa?'' Jawaban orang tuanya membuat Fadil termotivasi. ''Saya ingat ayat Alquran yang mengatakan bahwa siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah pasti membukakan jalan keluar dan memberikan rezeki dari pintu yang tak terduga-duga. Saya yakin akan hal itu,'' tuturnya. Keyakinannya itu membukakan pikiran dan hati Fadil.
Dia mendapat ide untuk membuka usaha setting dan pracetak di Bandung (tahun 1992). Ternyata usahanya maju. Makin lama, bisnisnya pun makin berkembang. Dia meningkatkan usahanya ke percetakan, lalu merambah ke bidang periklanan. Tahun 1997, dia mendirikan usaha software house, memakai merek dagang Zahir Accounting. Zahir adalah nama seorang ilmuwan asal Pakistan, penemu sistem accunting pertama di dunia pada abad 16.