Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit degeneratif yang berkaitan dengan berbagai komplikasi.
Komplikasi yang paling umum terjadi yaitu ulkus kaki diabetes. Kebersihan kaki yang buruk serta
rendahnya kesadaran untuk segera mengobati luka yang dialami menyebabkan kondisi luka pasien ulkus
diabetes sebelum mendapatkan penanganan di rumah sakit telah termasuk ke dalam kategori parah.
Kondisi luka yang telah parah dan disertai dengan infeksi dapat meningkatkan risiko dilakukannya tindakan
amputasi. Setelah amputasi pertama, risiko untuk dilakukannya amputasi lanjutan pada tahun yang sama
pun tinggi. Oleh karena itu, penanganan luka yang tepat dan komprehensif semestinya menjadi prioritas.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menangani luka pada pasien ulkus kaki diabetes yaitu
penggunaan wound dressing secara efektif dan sesuai dengan kondisi luka. Penelitian merupakan studi
analisis-observasional yang dilakukan secara retrospektif pada periode 2015-2017. Tujuan dari penelitian
adalah untuk menentukan efektivitas penggunaan beberapa kandungan wound dressing antimikroba yaitu
framisetin sulfat, klorheksidin asetat, dan poliheksametilen biguanida berdasarkan lama rawat inap pasien
menggunakan metode statistik t-independent test. Dari 9 pasien ulkus kaki diabetes dengan klasifikasi luka
Wagner tingkat 4 yang telah diamputasi, didapatkan hasil bahwa penggunaan kandungan wound dressing
antimikroba poliheksametilen biguanida secara statistik lebih efektif dibandingkan klorheksidin asetat
(p=0,044) dan framisetin sulfat (p=0,027).