digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Teknologi pemetaan dengan menggunakan penginderaan jauh dimasa datang diharapkan akan bisa dikerjakan secara sistem optimasi penuh, namun ada kendala dalam mengekstrak informasi dari citra secara otomatis, yaitu subjektifitas dalam menginterpretasi (interpretabiilitas) citra. Interpretabilitas citra dapat diartikan sebagai derajat ketegasan objek yang masih mungkin dapat dikenali pada citra. Makin tajam penampilan visual suatu citra makin mudah diinterpretasi dan makin banyak informasi yang dihasilkan. Proses untuk meningkatkan tingkat interperetasi pada citra biasa disebut juga sebagai image enhancement (peningkatan kualitasn citra). Penajaman citra dilakukan dengan mengubah bentuk histogram pemunculan nilai kecerahan pada citra. Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk mempertajam citra, diantaranya adalah histogram stretching (dengan merenggangkan rentang nilai BV) dan penggeseran histogram. Pada histogram stretching, biasanya digunakan suatu fungsi matematika (linier, polinomial, dll) untuk mengubah sebaran nilai kecerahan yang ada. Dalam penelitian ini akan dicoba penggunaan fuzzy logic fungsi `S' untuk melakukan peregangan nilai kecerahan tersebut, sehingga diharapkan hasilnya akan lebih baik dari metoda peregangan lain, yaitu histogram equalization dan linier stretching. Perbadingan akan di lakukan pada hasil klasifikasi tak terawasi dari citra yang telah ditingkatkan kualitasnya. Hasil yang diperoleh adalah bahwa penggunaan fuzzy logic fungsi `S' mampu meningkatkan nilai MA sebesar 12.37 % lebih besar daripada citra yang teiah di cerahkan dengan menggunakan histogram equalization. Dan 31,13 % lebih besar daripada citra hasil pencerahan metode liner stretching.