COVER Syadza Hanifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Syadza Hanifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Syadza Hanifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Syadza Hanifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Syadza Hanifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Syadza Hanifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Syadza Hanifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Lipid mikroba atau Single Cell Oil (SCO) merupakan salah satu alternatif asam lemak
tak jenuh ganda (PUFA) omega-3 berupa asam docosaheksaenoat (DHA) dan asam
eikosapentaenoat (EPA) sebagai suplemen makanan untuk mencegah berbagai
penyakit inflamasi dan kardiovaskular. Oomycetes merupakan salah satu
mikroorganisme yang mampu memproduksi PUFA. Namun, eksplorasi Oomycetes
sebagai penghasil PUFA masih jarang dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi isolat Oomycetes dari alam sebagai
mikroorganisme oleaginous penghasil PUFA. Pada penelitian ini, dilakukan
pengisolasian yang diawali dengan pengumpanan isolat dari kolam ikan di daerah Kota
Bandung. Isolat yang diperoleh kemudian dilakukan karakterisasi morfologi secara
makroskopik dan mikroskopik menggunakan mikroskop. Selanjutnya, dilakukan
pengukuran biomassa kering dan uji kandungan lipid secara gravimetri setelah 7 hari
inkubasi menggunakan pelarut methanol:chloroform 2:1 v/v dengan perbandingan
pelarut dan biomassa sebesar 3:1. Diperoleh 3 isolat, yaitu A’-Sa yang teridentifikasi
sebagai Dyctyuchus sp., B’-J yang teridentifikasi sebagai Phytophtora sp., dan I-Sa
yang teridentifikasi sebagai Phytium sp. Dari hasil kajian diperolah biomassa kering
dan kandungan lipid isolat A’-Sa sebesar 0.115 ± 0.03gram dan 7,37 ± 1.86%, isolat
B’-J sebesar 0.071 ± 0.007gram dan 8,69 ± 0.45%, serta isolat I-Sa sebesar 0.100 ±
0.005gram dan 12,46 ±1.63%. Selanjutnya, dilakukan uji statistik untuk melihat
signifikansi perbedaan biomassa kering serta kandungan lipid pada setiap isolat
menggunakan One-Way ANOVA. Dari hasil analisis diperoleh bahwa ketiga isolat
tidak memiliki perbedaan biomassa kering yang signifikan, namun lipid yang
terkandung memiliki perbedaan yang signifikan. Setelah dilakukan uji lanjutan dengan
uji fisher diperoleh kandungan lipid yang signifikan pada isolat I-Sa. Isolat I-Sa yang
teridentifikasi sebagai Pythium sp. dilakukan kajian data sekunder terkait kategori asam
lemak yang dimiliki dan diperoleh bahwa Pythium sp. mampu menghasilkan PUFA
berupa omega-3 EPA sekitar 25% dari total lipid. Penelitian ini menunjukkan bahwa
isolat I-Sa yang teridentifikasi sebagai Pythium sp. berpotensi sebagai Oomycetes
penghasil PUFA berupa EPA.