digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dina Kusuma Nagari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Indonesia ditargetkan untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan menjadi 23% di tahun 2025. Potensi terbesar dari energi baru dan terbarukan ini berasal dari energi surya sekitar 207,8 GWp karena cahaya matahari yang bersinar sepanjang tahun di Indonesia. Hal ini menciptakan potensi pasar yang besar untuk PLTS Atap. Saat ini, trend menunjukkan peningkatan pesat dalam teknologi fotovoltaik dan dengan distribusi informasi yang lebih luas, ketertarikan masyarakat meningkat. Namun demikian, mengacu pada technology adoption life cycle, pasar PLTS Atap di Indonesia masih berada pada tahap early adopters karena jumlahnya terus bertambahn namun masih sangat kecil. Karena PLTS Atap merupakan produk berteknologi tinggi yang masih kurang populer di masyarakat, maka terdapat beberapa tantangan yang dihadapi sehingga diperlukan model pemasaran untuk meningkatkan jumlah penggunanya dari pasar mainstream sehingga dapat meningkatkan penjualan bagi perusahaan. Salah satu perusahaan penyedia PLTS Atap adalah PT Len Industri (Persero) melalui anak usahanya PT Surya Energi Indotama / PT SEI dengan brand bernama LenSOLAR. Merek tersebut diluncurkan pada 2019 dan ditargetkan untuk pelanggan perumahan dan bisnis. Oleh karena itu, diperlukan inisiatif pemasaran untuk meningkatkan penggunanya dan pendapatan bagi perusahaan. Untuk meningkatkan jumlah pengguna dan agar pelanggan melakukan pembelian, mereka biasanya melalui customer journey mulai dari aware, appeal, ask, dan act (pembelian). Tujuan dari penelitian dalam tugas akhir ini adalah untuk memahami customer journey produk surya atap secara umum, customer journey LenSOLAR sebagai brand PLTS Atap, dan mengidentifikasi inisiatif pemasaran untuk meningkatkan pengguna LenSOLAR sesuai dengan customer journey untuk masuk ke pasar early majority/mainstream. Untuk mencapai tujuan tersebut, survei dilakukan bersama dengan analisis internal dan eksternal dan solusi dirumuskan menggunakan high-tech marketing model content marketing.