Pertumbuhan penduduk dan industri yang semakin berkembang mengakibatkan
kebutuhan akan energi listrik semakin besar. Pembangkit listrik di Indonesia 43 %
berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batubara.
Parameter yang mempengaruhi efisiensi PLTU yaitu temperatur dan tekanan uap.
Untuk meningkatkan efisiensi PLTU dibutuhkan paduan yang tahan temperatur
tinggi dan tahan terhadap serangan hot corrosion akibat lingkungan yang korosif.
Pada penelitian ini, analisis ketahanan hot corrosion pada coating Cr3C2-20%NiCr
dan NiCrAlY dibandingkan dengan metode pelapisan larutan garam Na2SO4 +
NaCl menggunakan kuas.
Percobaan dimulai dengan pembuatan sampel button paduan super Fe-Ni
menggunakan mini DC electric arc furnace. Selanjutnya, button dilakukan
homogenisasi pada temperatur 1150oC selama 5 jam menggunakan tabung
horizontal untuk menghilangkan tengangan sisa dari proses peleburan. Kemudian
dilakukan proses perlakuan panas pada temperatur 980oC selama 1 jam dan ageing
pada temperatur 840oC selama 4 jam untuk mendapatkan penguatan presipitat.
Button kemudian dilakukan proses pemotongan dengan dimensi 15x15x3 mm dan
diamplas sebelum di coating. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mempelajari
perbandingan ketahanan hot corrosion coating Cr3C2-20%NiCr dan NiCrAlY pada
larutan garam 75% Na2SO4 + 25% NaCl secara siklik menggunakan tanur tabung
horizontal pada 900oC sampai 50 siklus. Setelah pengujian, sampel kemudian
dilakukan karakterisasi menggunakan mikroskop optik, XRD, SEM dan EDS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di-coating Cr3C2-20%NiCr
mengalami perubahan berat yang paling baik dibandingkan yang di-coating
NiCrAlY dan tanpa coating menunjukkan perubahan berat yang cukup signifikan.
Namun pada spesimen yang di-coating Cr3C2-20%NiCr terjadi retakan. Hasil EDS
yang diperkuat dengan hasil XRD menunjukkan pada spesimen yang di-coating
Cr3C2-20%NiCr menunjukkan adanya NiCr2O4, Cr2O3, Fe2O3, dan Al2O3, pada
spesimen yang di-coating NiCrAlY menunjukkan adanya Al2O3, Cr2O3, Fe2O3,
NiCr2O4, dan kerak tidak protektif FeS. Sedangkan pada spesimen tanpa coating
menunjukkan kerak oksida tidak protektif yang cukup dominan.