digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Land farming' adalah suatu teknik bioremediasi yang menggunakan tanah sebagai media. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan limbah berupa `sludge' minyak bumi. Bahan tambahan yang digunakan terdiri dari urea sebagai sumber nitrogen dan serbuk gergaji sebanyak 2% sebagai `bulking agent' serta tanah sebanyak 2 kg dalam tempat yang berukuran 25 x 10 x 15 cm3. Mikroba yang digunakan merupakan isolat bakteri basil isolasi dari `sludge' minyak bumi yang terdiri dari 6 isolat bakteri hidrokarbonoklastik, yaitu 1G, 2A, 2C, 2D, 3A, dan 3B. Sebelum tahap perlakuan, campuran ke-6 isolat bakteri dengan perbandingan yang sama terlebih dahulu memasuki tahap adaptasi yang terdiri dari tahap adaptasi I dengan medium SYA (SMSS, ekstrak ragi 0,01%, dan agar), tahap adaptasi II dengan medium SYO1 (SMSS, ekstrak ragi 0,01%, dan `sludge' minyak bumi 3 %) dan tahap adaptasi III dengan medium SYO2 (SMSS, ekstrak ragi 0,01%, dan `sludge' minyak bumi 5 %). Pola pertumbuhan bakteri pada kedua medium diamati dengan metode FDA berdasarkan aktivitas enzimnya. Aktivitas enzim tertinggi path tahap adaptasi II dan III terjadi pada jam ke-72, dengan FDA terhidrolisis 65,53 µg/mL dan 68,73 µg/mL. Perlakuan terdiri dari 12 macam berdasarkan variasi rasio C : N dan dengan penambahan inokulum atau tanpa penambahan inokulum. Parameter yang diukur adalah akivitas enzim mikroba, pH, dan tingkat degradasi minyak bumi. Kelembaban tanah dipertahankan ±60%. Perlakuan dihentikan apabila telah diperoleh tingkat degradasi minyak burnt lebih dari 70%. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa perlakuan E2 ('sludge' minyak bumi 10%, urea 0,1%, dan rasio C : N = 8 : 1) setelah 40 hari inkubasi memberikan basil terbaik dengan tingkat degradasi 99,90 %, sedangkan perlakuan El tanpa penambahan inokulum, tingkat degradasinya 85,68%. Kecepatan rata-rata degradasi perlakuan E2 adalah 2,49%/hari, lebih cepat dibandingkan perlakuan El yang sebesar 2,14%/hari. Kondisi lingkungan perlakuan E2 adalah pH 6,49 t 0,37, suhu 26,11 ± 0,7 °C dan kelembaban 58,73 ± 5,49 % dan FDA terhidrolisis sebanyak 19,73 µg/mL. Minyak bumi perlakuan E2 dan El selanjutnya dianalisis dengan KG (Kromatografi Gas). Hasil analisis menunjukkan bahwa minyak bumi yang digunakan telah mengalami degradasi sebelumnya. Pola degradasi E2 memperlihatkan terjadinya biodegradasi senyawa-senyawa UCM ('Unresolved Complex Mixture'),seperti poliaromatik, sikloalkana berantai cabang, dan alkana bercabang banyak. Hasil biodegradasi senyawa-senyawa UCM adalah senyawa alkana rantai lurus. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan E2 merupakan perlakuan terbaik, penambahan inokulum mempercepat terjadinya proses degradasi sebesar 14,22%, dan kultur campuran isolat bakteri basil isolasi dari `sludge' minyak bumi mampu mendegradasi `sludge' minyak bumi dengan baik.