digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2002_TS_PP_MULYANA_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Abstrak: Konsep pengembangan wilayah, sebagaimana ditekankan Firman (1997:7), harus memiliki perspektif jangka panjang yaitu harus menjadi suatu upaya untuk menumbuhkan perekonomian wilayah yang sejalan dengan pengembangan sumberdaya lokalnya. Diantara konsep yang dimaksud adalah konsep pengembangan ekonomi lokal, dimana intinya adalah terbitnya spirit kewirausahaan lokal serta tumbuh-kembangnya perusahaan-perusahaan lokal sebagaimana sudah terjadi di berbagai daerah. Namun hal ini belum banyak dikaji sebagai suatu pola dalam pengembangan wilayah. Untuk itu melalui pendekatan naturalistik, studi ini mengkaji tumbuh-kembang kewirausahaan dalam kasus usahatani sayur-mayur yang meliputi : 1) karakteristik tumbuh-kembang petani sayur-mayur meliputi sejarah, perkembangan tokoh, dan kategori petani menurut kemampuan wirausaha, 2) analisis struktur kewirausahaan lokal, 3) pola tumbuh-kembang kewirausahaan petani, dan 4) dampak tumbuh-kembang kewirausahaan petani terhadap perkembangan wilayah. Objek penelitian yang dipilih adalah Kecamatan Sukaraja karena pertimbangan terdapat fenomena bahwa berkembangnya usahatani sayur-mayur di wilayah tersebut tidak bisa terlepas dari peranan para petani sebagai faktor pendorongnya. Ternyata, tumbuh-kembang kewirausahaan petani di Kecamatan Sukaraja hanya efektif dalam penyerapan tenaga kerja, namun tidak diikuti adanya perubahan kebiasaan berusahatani yang lebih baik dan pemanfaatan lahan yang semakin efisien. Tumbuh-kembang kewirausahaan petani tersebut berkaitan erat dengan kemunculan tokoh petani pengusaha (PP atau wirausahatani) baru yang disebabkan 2 hal yaitu : 1) tumbuh sendiri dengan mengembangkan pola usahatani baru 2) adopsi dari tokoh PP sebelunmya dalam mengembangkan usahatani. Namun, kualitas sebagian besar PP yang muncul di atas terutama yang mengadopsi pola usahatani PP sebelunmya, sangat lemah dalam penguasaan teknologi, kemitraan, dan organisasi. Oleh karena itu, studi ini merekomendasi dua strategi/kebijaksanaan yaitu : 1) penataan organisasi yang diikuti peningkatan teknologi sebagai prioritas utama, dan 2) untuk mempercepat peningkatan kualitas, kewirausahaan para petani perlu dikembangkan kemitraan strategis dengan pengusaha/ industri/ pedagang/ eksportir.