ABSTRAK Imroatul Malikah
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Imroatul Malikah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Imroatul Malikah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Imroatul Malikah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Imroatul Malikah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Imroatul Malikah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Imroatul Malikah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Imroatul Malikah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Berada di zona subduksi Sumatera, Kepulauan Mentawai merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan mengalami gempa bumi. Berdasarkan data riwayat gempa bumi yang dicatat oleh BMKG, salah satu gempa yang terjadi di Kepulauan Mentawai yaitu pada Oktober tahun 2010 sebesar MW 7,2. Salah satu efek yang ditimbulkan gempa bumi yaitu terjadinya anomali TEC pada lapisan ionosfer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi anomali TEC ketika terjadi gempa bumi Mentawai tanggal 25 Oktober 2010.
Nilai anomali TEC dapat ditentukan menggunakan data pengamatan GNSS. Dalam penelitian ini digunakan data pengamatan GNSS dari 5 stasiun CORS yang tersebar di sekitar epicentrum gempa. Data GNSS mencakup data beberapa hari sebelum terjadi gempa bumi sampai beberapa hari setelah gempa bumi. Penentuan TEC menggunakan data kode dari pengamatan GNSS yang memanfaatkan beda pseudorange antara gelombang pembawa (L-band).
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu anomali perubahan STEC yang terjadi ketika gempa bumi cukup beragam, baik waktu terdeteksinya anomali maupun besar nilai dari anomalinya. Dari stasiun dan satelit yang mendeteksi adanya anomali, anomali terjadi pada rentang waktu 2-41 menit setelah gempa, dengan rentang besar nilai 0,3-1.4 TECU.