digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, Indonesia merupakan salah satu pasar kosmetik dengan pertumbuhan tercepat di Asia yang didorong oleh dua tren utama yaitu bahan alami dan sertifikasi untuk memastikan keamanan serta kualitas produk. PT XYZ adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang ini dan memproduksi lini produk sabun buatan sendiri. Meskipun produk PT XYZ sudah menggunakan bahan alami, mereka belum terdaftar dalam registrasi produk kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM-RI) dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Untuk dapat memenuhi syarat sertifikasi dan memaksimalkan potensi pasar yang sadar kesehatan, PT XYZ harus menggunakan cara yang lebih industrial untuk memproduksi sabun mereka. Para pemilik berencana untuk melakukan investasi untuk mesin produksi baru dengan biaya Rp15.814.800 yang akan sepenuhnya didanai menggunakan ekuitas. Angka tersebut bukanlah angka yang kecil untuk UMKM yang baru beroperasi sehingga pemilik tertarik untuk memahami kelayakan projek tersebut secara finansial sebelum melakukan investasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membantu PT XYZ menentukan kelayakan finansial projek investasi mesin produksi baru. Data melewati enam tahap analisis dimulai dengan penyusunan proyeksi laporan keuangan dengan dan tanpa proyek investasi. Setelah itu, free cash flow to the firm (FCFF) antara dua kondisi dihitung dan dianalisis menggunakan payback period (PP), discounted payback period (DPP), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Berdasarkan analisis ini, projek dianggap layak karena hasilnya melampaui semua kriteria penerimaan dengan PP dan DPP masing-masing 6,34 tahun dan 8,33 tahun, NPV Rp66.753.317, dan IRR 19,40% (dengan biaya modal sebesar 12.59%). Untuk memperkuat hasil, analisis sensitivitas dan simulasi Monte Carlo menunjukkan bahwa proyek investasi ini memiliki 6 variabel sensitif dan 73,90% peluang sukses. Temuan ini menunjukkan bahwa investasi tersebut layak tetapi masih memiliki risiko kegagalan, dengan demikian, variabel terkait harus dipertahankan secara stabil.