Peningkatan ketergantungan energi listrik akan menuntut perusahaan
penyedia energi listrik untuk memperbaiki efisiensi, kualitas dan keamanan
saat pengoperasikan sistem tenaga listrik. Peningkatan rugi-rugi daya aktif
akan berdampak terhadap berkurangnya pasokan daya yang dikirim oleh
perusahaan energi listrik kepada konsumen. Artinya, daya aktif yang
dihasilkan oleh pembangkit akan hilang begitu saja karena dianggap tidak
terjual. Dalam hal ini, perusahaan penyedia listrik akan menderita kerugian
karena menghasilkan daya dengan biaya besar tetapi tidak mendapatkan
keuntungan finansial dari penjualan daya. Selain itu, agar listrik dapat
memberikan kualitas tegangan yang baik kepada konsumen, perusahaan
pemasok energi listrik harus mempertahankan tegangan yang konstan,
terutama di akhir saluran. Indikator ini bisa dilihat dengan mempertahankan
tegangan pada bus beban agar selalu berada pada nilai sama dengan atau
mendekati ideal (biasanya 1,0 p.u). Agar kinerja ini dapat dilakukan maka
perlu dilakukan optimasi terhadap variabel-variabel kontrol yang
berpengaruh terhadap terhadap rugi-rugi daya aktif dan total deviasi tegangan
pada bus beban. Penelitian ini dalam lingkup optimasi dinamakan optimasi
pengaturan daya reaktif dan tegangan yang sering dikenal dalam dunia
penelitian global yaitu Optimal Reactive Power Dispatch (ORPD). ORPD
merupakan suatu permasalahan yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Strategi ini dilakukan dengan mengoptimalkan variabel kontrol yang
berpengaruh terhadap suplai daya reaktif dan tegangan. Variabel kontrol yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu magnitude tegangan keluaran generator,
tap transformer, dan kompensator daya reaktif.
Penelitian ini mengusulkan beberapa metode dalam menyelesaikan
permasalahan ORPD dengan optimasi single-objective dan multi-objective.
Untuk single objective, penelitian ini mengusulkan 5 (lima) algoritma yaitu
Hybrid Artificial Neural Network and Time-Varying Particle Swarm
Optimization (HANNTVPSO), Time-Varying Particle Swarm Optimization
(TVPSO), Genetic Algorithm (GA), Hybrid Time-Varying Particle Swarm
Optimization and Genetic Algorithm (HTVPSOGA) dan Hybrid Genetic
Algorithm and Time-Varying Particle Swarm Optimization (HGATVPSO).
Pembangkitan nilai awal pada algoritma HANNTVPSO menggunakan nilai
random terbimbing. Nilai random ini berasal dari keluaran ANN. Sedangkan
keempat algoritma lainnya menggunakan pembangkitan nilai awal secara
ii
acak. Kelima algoritma ini diuji pada sistem tenaga skala kecil yaitu sistem
tenaga IEEE 14-bus. Adapun optimasi multi-objective untuk meminimalkan
rugi-rugi daya aktif dan total deviasi tegangan, penelitian ini mengusulkan 7
(tujuh) algoritma yaitu Multi-objective Particle Swarm Optimization
(MOTVPSO), Multi-objective Non-dominated Sorting Genetic Algorihm – III
(MONSGA-III), Multi-objective Hybrid Particle Swarm Optimization and
Genetic Algorithm (MOHTVPSOGA), Multi-objective Ant Lion Optimization
(MOALO), Multi-objective Dragonfly Algorithm (MODA), Multi-objective
Grey Wolf Optimizer (MOGWO), dan Multi-objective Multi-verse Optimizer
(MOMVO). Semua algoritma ini diuji pada sistem tenaga IEEE 14-bus, 57-
bus, dan 118-bus. Untuk perbandingan kinerja dari ketujuh algoritma
digunakan nilai-nilai parameter algoritma yang sama. Kompleksitas
permasalahan MORPD pada sistem tenaga IEEE-14 bus dan 57-bus yaitu
melibatkan variabel kontrol yang terdiri atas gabungan variabel kontinu dan
diskrit. Sedangkan untuk sistem tenaga IEEE 118-bus menganggap semua
variabel kontrol sebagai variabel kontinu. Kompleksitasnya pada sistem
tenaga IEEE 118-bus terletak pada pemanfaatan reaktor dan kapasitor bank
dengan jumlah variabel kontrol yang sangat banyak.
Untuk optimasi single-objective, algoritma HANNTVPSO mampu
memperbaiki nilai awal TVPSO yaitu sebesar 12,365 MW. Nilai ini lebih
baik jika dibandingkan dengan algoritma TVPSO saat menggunakan
pembangkitan awal secara acak yaitu sebesar 13,48965 MW. Namun
pembangkitan awal terbimbing memiliki kelemahan yaitu nilai bobot yang
berbeda untuk setiap kasus yang berbeda juga. Permasalahan ini akan
menyulitkan dalam penentuan nilai keluaran ANN sebagai nilai awal TVPSO.
Sehingga keempat algoritma pada penelitian kedua digunakan pembangkitan
awal secara acak. Keempat algoritma tersebut adalah TVPSO, GA,
HTVPSOGA, dan HGATVPSO. Algoritma-algoritma ini diuji untuk
menyelesaikan permasalahan ORPD dengan menentukan keluaran optimasi
berdasarkan kriteria uji statistik yaitu Best Objective Value (BOV), Worst
Objective Value (WOV), dan Mean Objective Value (MOV). Hasil
perbandingan menunjukkan bahwa nilai BOV terbaik dihasilkan oleh
algoritma GA. Adapun nilai WOV dan MOV terbaik dihasilkan oleh algoritma
HTVPSOGA dan HGATVPSO. Dari hasil simulasi pada penelitian ke-1 dan
ke-2, kelima algoritma yang diusulkan mampu mereduksi rugi-rugi daya aktif
lebih baik dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang berdasarkan
referensi dalam karya ini. Selain itu, kedua algoritma kombinasi ini mampu
menemukan solusi optimal lebih cepat yaitu pada iterasi ke-4. Sedangkan
untuk optimasi multi-objective pada penelitian ke-3 dan ke-4, berdasarkan
kriteria uji statistik dari ketujuh algoritma yang diusulkan, algoritma
MOHTVPSOGA memiliki kontribusi yang sangat dominan dibandingkan
usulan algoritma lain dan penelitian sebelumnya yang ada dalam karya ini.
Namun algoritma ini memiliki kekurangan dari jumlah waktu komputasi yang
digunakan. Berbeda dengan algoritma MOMVO yang memiliki waktu
komputasi yang efisien. Namun algoritma ini memiliki kekurangan dari nilai
kualitas solusi. Namun ketika algoritma MOHTVPSOGA diuji pada sistem
kelistrikan 500 kV, algoritma ini mampu menghasilkan kualitas solusi
iii
dengan kontribusi yang sangat signifikan dan waktu komputasi yang efisien
jika dibandingkan dengan pusat pengaturan PT. PLN. Hal ini dikarenakan
walaupun algoritma ini menggunakan jumlah iterasi maksimum dan jumlah
populasi yang kecil, algoritma ini masih mampu memberikan kontribusi yang
lebih baik. Dari hasil ini menunjukkan bahwa algoritma MOHTVPSOGA
memiliki peluang yang sangat menjanjikan ketika diterapkan pada sistem
kelistrikan yang nyata.