digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Melon merupakan salah satu tanaman agribisnis yang saat ini menjadi komoditas buah di Indonesia. Budidaya melon di Indonesia relatif masih baru sehingga memerlukan pengetahuan yang lebih mendalam tentang budidaya, seperti jenis tanah, tata air, penyakit, pupuk dan lain-lain. Kebutuhan air untuk tanaman didapat dari hasil kali nilai koefisien tanaman (Kc) dengan evapotranspirasi acuan (ETo) pada masing-masing daerah. Dari hasil penelitian pada daerah tropis diperoleh nilai Kc berubah-ubah sesuai phase pertumbuhannya. Pada phase pertumbuhan (vegetatif), nilai Kc untuk tanaman melon adalah 1,151 pada umur 0 - 10 hari, 1,829 pada umur 10 - 20 hari, dan 1,902 pada umur 20 - 30 hari. Pada phase pembentukan buah (generatif) besar Kc untuk tanaman melon adalah 2,034 pada umur 30 - 40 hari, 1,881 pada umur 40 - 50 hari dan 1,421 pada umur 50 - 60 hari. Dan pada phase pematangan buah (umur 60 - 65 hari) Kc untuk tanaman melon adalah 1,346. Dari nilai Kc yang diperoleh, maka kebutuhan air netto (termasuk hujan effektif setempat) pada masa pertumbuhan (vegetatif) adalah 0,65 - 1,0 lt/det/ha, phase pembentukan buah (generatif) adalah 1,0 -1,25 lt/det/ha, dan pada phase pematangan buah adalah 0,8 - 0,9 lt/det/ha. Di samping itu, ternyata melon dapat ditanam pada musim penghujan dan kemarau, sehingga dapat dilakukan pola penanaman sistem rotasi dengan tidak tergantung musim, asal tersedia air sesuai dengan kebutuhannya. Sesuai hasil pengamatan, sebaiknya frekwensi tanam pada lahan yang sama dibatasi dua kali tanam, selanjutnya setelah ditanami padi lahan dapat ditanam melon kembali.