Tanaman tomat merupakan tanaman yang sering dijumpai dimana saja dan tidak bergantung musim. Tomat mengandung zat seperti asam askorbat, asam sitrat dan zat kimia yang menghasilkan energi sel, dalam kondisi tertentu bahan kimia tersebut bertindak sebagai elektrolit yang kemudian dapat digunakan dalam sistem sel Galvani untuk menghantarkan ion-ion sehingga dapat menghasilkan listrik. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran energi terbarukan membuat keterbatasan dalam cara baru produksi energi bersih dengan alat dan bahan sederhana yang telah tersedia. Berangkat dari hal tersebut dilakukan penelitian menggunakan tomat gondol dengan tiga tingkat kematangan sebagai objek penelitian baterai tomat dengan memilih pasangan elektroda paling efektif dari logam tembaga, seng, timbal dan aluminium. Hasil pengukuran arus, tegangan dan intensitas LED dari masing-masing tingkat kematangan tomat diukur digambarkan dalam grafik dan dapat digunakan untuk menganalisis parameter kelistrikan baterai tomat. Logam Cu-Zn merupakan pasangan elektroda paling efektif pada percobaan dengan nilai tegangan 7,1 V dan arus 31×10-4 mA. Semakin kecil pH tomat akan tampak bahwa tegangan dan arus semakin besar. Intesitas lampu LED yang dihasilkan 8 buah tomat red sama dengan oleh power supply dengan rentang tegangan 2,55-2,60V dalam arus 2-7 × 10-2 mA pada LED biru dan 1,95-2,10V dengan arus 13,5 - 24,5 × 10-2 mA pada lampu LED merah.