Jumlah sampah organik diperkirakan akan semakin meningkat, karena jumlah populasi manusia di
bumi akan terus berkembang. Limbah organik dapat berbahaya jika tidak diolah dengan benar, karena
dapat menghasilkan gas metana yang berkontribusi untuk menghasilkan gas rumah kaca yang dapat
merusak lapisan ozon bumi yang penting untuk melindungi bumi. Pengomposan adalah salah satu
metode yang dapat mengolah sampah organik tanpa merusak bumi. Namun, di Indonesia, metode yang
paling umum untuk mengolah limbah organik masih menggunakan tempat pembuangan akhir atau
tempat pembuangan terbuka. Hal ini memprihatinkan dan berbahaya karena metode pengolahan
limbah seperti ini dapat melepaskan banyak gas metana ke udara. Untuk mengatasi hal tersebut,
pemerintah Kota Bandung sudah mulai menerapkan kampanye bernama KangPisMan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengubah kebiasaan untuk mengolah sampah ,
komposting merupakan salah satu cara yang dipromosikan dalam kampanye ini. Selain itu,
diperkirakan bahwa jumlah orang yang peduli dengan masalah lingkungan akan meningkat dari tahun
ke tahun. Akan tetapi, ironisnya menurut data dari Menteri Kehutanan Indonesia, jumlah orang di
Indonesia yang menggunakan komposting sebagai metode untuk mengolah sampah masih sedikit
yaitu hanya sebanyak 7%. Oleh karena itu, PASMA sebagai bisnis yang peduli mengenai masalah
lingkungan akan mengembangkan komposter dengan fitur yang diinginkan oleh pengguna secara terus
menerus sehingga bisa membantu mengurangi dampak destruktif dari perubahan iklim dan
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Penelitian ini ingin menemukan solusi yang tepat bagi
masyarakat untuk menggunakan komposter secara terus menerus untuk mengolah sampah organik
dengan benar untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Akan tetapi, kurangnya hasil riset
dan data mengenai alasan orang-orang untuk tidak memakai komposting sebagai metode pengolahan
limbah organik membuat PASMA kesulitan untuk membuat strategi bisnis agar dapat menjual
komposter. Maka, untuk menemukan solusi peneliti akan mencari tujuan dari orang yang tidak ingin
menggunakan komposting, berhenti menggunakan komposting, dan selalu menggunakan komposting
dengan melakukan analisa tinjauan literatur dan metode wawancara. Setelah melakukan penelitian,
peneliti menyimpulkan bahwa penyebab orang tidak ingin memakai komposting adalah kurangnya
rasa peduli dengan lingkungan, tidak tahu manfaat komposting, tidak merasa komposting akan
memberikan manfaat, merasa bahwa komposting tidak memecahkan masalah, dan merasa bahwa
proses dari aktivitas komposting hanya akan menyulitkan diri mereka sendiri. Berdasarkan hasil
tersebut, peneliti membuat beberapa solusi agar dapat mengubah cara orang dalam pengolahan limbah
organik. Setelah peneliti menemukan beberapa solusi, peneliti melakukan analisa kembali kepada
solusi-solusi tersebut agar dapat menemukan satu solusi yang benar-benar berguna untuk PASMA dan
dapat meningkatkan penggunaan komposting. Oleh karena itu, peneliti menganalisis kembali solusi
berdasarkan kondisi bisnis PASMA, kondisi sosial dalam pandemi COVID-19, dan menganalisa
kembali dengan peta perjalanan konsumen modern. Hasilnya, PASMA harus meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai buruknya efek dari limbah organik yang tidak diproses dengan benar,
pentingnya menggunakan komposting, dan meningkatkan citra brand PASMA di masyarakat sebelum
menjual produk PASMA. Cara untuk mewujudkan solusi tersebut adalah dengan membuat konten dan
kampanye pada laman Instagram PASMA. Selain itu, PASMA juga harus berkolaborasi dengan
beberapa artis, bisnis, dan organisasi yang sejalan dengan visi dan misi PASMA. Dalam membantu
untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan, PASMA menyarankan agar pemerintah lebih
bersikap tegas dalam mengatur aktivitas pengolahan sampah organik oleh masyarakat. Selain itu,
diharapkan ada yang bisa melanjutkan penelitian mengenai bagaimana cara merubah kebiasaan orang
dalam mengolah sampah dari sisi psikologis.