ABSTRAK Emilio Joshua Wiratama
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Hepatitis merupakan penyakit hati yang dapat disebabkan oleh Hepatitis C Virus (HCV) dan dapat berkembang
menjadi kanker hati. Diperkirakan sekitar tujuh puluh satu juta penduduk dunia mengidap penyakit hepatitis C, dan
tiga juta diantaranya merupakan penduduk Indonesia. Hingga saat ini, masih belum ditemukan vaksin untuk
mencegah infeksi tersebut Penanganan yang sudah tersedia untuk hepatitis C adalah metoda deteksi dan obat
antiviral untuk pasien terinfeksi. Penanganan infeksi yang cepat menjadi faktor penting dalam mencapai
kesembuhan, oleh karena itu dibutuhkan alat deteksi yang cepat dan akurat. Sejauh ini Indonesia masih
menggunakan alat deteksi hepatitis C yang merupakan produksi luar negeri. Kemampuan untuk memproduksi alat
deteksi hepatitis C dengan mandiri menjadi penting bagi Indonesia, bukan hanya untuk menurunkan biaya
diagnostik, melainkan juga untuk mengurangi kebergantungan terhadap negara lain. Pada penelitian sebelumnya
telah diketahui bahwa protein F dapat menjadi salah satu kandidat epitop yang dapat digunakan untuk
pengembangan kit diagnostik untuk deteksi HCV. Namun antigenisitas dari epitop ini belum banyak dipelajari. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengujian antigenisitas terhadap kandidat epitop sintetik yang telah
dirancang sebelumnya, dengan menggunakan metode indirect ELISA. Kontrol negatif yang digunakan merupakan
serum dari individu yang sehat dan belum pernah terinfeksi HCV, sedangkan sampel yanng diujikan merupakan
serum pasien koinfeksi HCV dan HIV yang tersimpan di RSUP Hasan Sadikin, Jawa Barat. Kontrol pembanding
dilakukan menggunakan kit ELISA komersil Autobio, dengan kontrol negatif dan sampel yang sama. Proses coating
antigen pada plat ELISA dalam penelitian ini menggunakan larutan PBS sebagai buffer coating dan dilanjutkan
dengan inkubasi pada 4oC selama 16 jam, sedangkan proses blocking dilakukan dengan larutan susu skim 5% dalam
PBST sebagai buffer blocking dan dilanjutkan dengan inkubasi 4oC selama 24 jam. Proses ELISA dilakukan
mengikuti instruksi dalam kit Autobio. Uji dilakukan menggunakan serum pasien koinfeksi HIV dan HCV tanpa
pengenceran dan dengan pengenceran 1:1, terhadap epitop pada rentang konsentrasi 25 ?g/mL hingga 0,1 ?g/mL.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pengenceran serum 1:1 dan konsentrasi epitop 0,1 ?g/mL masih dapat
teramati adanya antigenisitas. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukan epitop peptida sintetik dari protein
F HCV memiliki sifat antigenisitas terhadap serum yang berasal dari pasien HCV yang ada di Indonesia. Namun,
masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan limit deteksi, serta sensitivitas dan spesifisitas dari tes
diagnostik.