digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Habibi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Muhammad Habibi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Muhammad Habibi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Muhammad Habibi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Muhammad Habibi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Muhammad Habibi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

DAFTAR Muhammad Habibi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP MUHAMMAD HABIBI_LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Keberadaan jalan tol Trans-Jawa memberikan banyak manfaat terutama dalam peningkatan aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah di Pulau Jawa. Dengan panjang jalan sekitar kurang lebih 1000 km, jalan tol Trans-Jawa telah menghubungkan 2 kota besar di Pulau Jawa, yaitu Jakarta dan Surabaya. Hal ini mempengaruhi waktu tempuh dan biaya perjalanan yang dibutuhkan untuk melakukan pergerakan di Pulau Jawa dapat lebih efeisien. Namun, jika dilihat dari sisi lain, keberadaan Jalan Tol Trans Jawa memiliki pengaruh terhadap kondisi konektivitas udara di Pulau Jawa. Salah satu bandar udara yang mendapatkan pengaruh dari adanya Jalan Tol Trans Jawa adalah Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang. Dengan adanya jalan tol Trans-Jawa memunculkan peluang bagi penumpang pesawat udara di Bandar Udara Internasional Achmad Yani untuk beralih moda menggunakan moda angkutan darat seperti bus AKAP eksekutif dan mobil pribadi. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis analisis preferensi penumpang pesawat udara untuk beralih menggunakan angkutan darat pasca pengoperasian tol Trans Jawa dengan studi kasus pergerakan dari Semarang ke Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode revealed preference yang kemudian diolah dengan analisis statistik deskriptif, analisis korelasi, dan analisis multinomial logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang pemilihan pesawat udara masih besar yaitu sebesar 99%, sedangkan peluang pemilihan bus AKAP eksekutif dan mobil pribadi sebanyak 0,51 dan 0%. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda oleh penumpang pesawat udara di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani adalah waktu tempuh moda, tarif moda, pilihan jadwal keberangkatan, dan waktu akses terminal dan bandara.