digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Serat dari sabut kelapa banyak dijumpai di semua daerah di Indonesia, apabila serat ini dapat digunakan secara efektif sebagai bahan tambah dalam campuran beraspal maka merupakan satu jawaban untuk meningkatkan kinerja dari perkerasan. Tesis ini menguraikan evaluasi laboratorium dari aspal beton dengan kadar serat sabut kelapa 0,01%, 0,03% dan 0,05% terhadap berat total campuran; panjang nominal yang diselidiki 0,5 cm, 1 cm dan 3 cm. Terdapat 9 kombinasi kadar/panjang yang diselidiki dan sebagai pembanding, campuran tanpa serat sabut kelapa juga diselidiki. Semua campuran direncanakan berdasarkan analisa Marshall dan perendaman Marshall, pengujian kuat tarik tidak langsung dan pengujian whell tracking yang penentuan kinerjanya dipersiapkan pada kadar aspal optimum. Analisa Marshall menunjukkan bahwa kadar serat sabut kelapa dan panjangnya berpengaruh terhadap nilai kadar aspal optimum. Aspal beton dengan 0,05% dan 0,5 cm serat sabut kelapa memiliki kadar aspal optimum terkecil (6,0%) sedangkan campuran dengan 0,05% dan 3 cm serat sabut kelapa memiliki kadar aspal optimum terbesar (7,1%). Kadar aspal optimum untuk campuran tanpa serat sabut kelapa adalah 6,3%. Campuran tanpa serat sabut kelapa memiliki ketahanan terhadap air yang tertinggi (89,08%). Pada campuran dengan serat sabut kelapa, untuk campuran dengan 0,01% dan 0,5 cm serat sabut kelapa memiliki ketahanan terhadap air yang terbesar (87,49%). Campuran dengan 0,05% dan 0,5 cm serat sabut kelapa selalu menunjukkan kinerja yang terbaik pada pengujian kuat tarik tidak langsung dan pengujian wheel tracking. Kinerja yang ditunjukkan dari pengujian tersebut menunjukkan keunggulan campuran tersebut dari campuran tanpa serat sabut kelapa yang mana juga menunjukkan keunggulan terhadap semua kombinasi panjang/kadar lainnya. Perkiraan nilai modulus kekakuan dari campuran pada suhu 25°C memberikan nilai tertinggi untuk kombinasi 0,05%/0,5 cm. Kesulitan yang diperoleh dari penelitian ini adalah persiapan campuran pada kadar yang tinggi dan serat sabut kelapa yang panjang; jalinan dari serat sabut kelapa memberikan kemungkinan kelemahan pada campuran, sehingga memberikan kontribusi yang relatif buruk pada campuran. Pemanfaatan serat sabut kelapa dengan panjang 0,5 cm memberikan kemungkinan serat sabut kelapa terdistribusi secara lebih merata, sehingga dapat meningkatkan kinerja dari campuran.