digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak :Judul penelitian ini adalah Pengaruh Kapasitas Lapang dan Inokulasi Jamur Tanah InceptisoI Dalam Biodegradasi Herbisida 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D). Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini adalah pengaturan kelembaban tanah ( kapasitas Iapang 50%, 75% dan 100% ) yang akan dikombinasikan dengan dua jenis isolat jamur tanah Inceptisol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi antara perlakuan kapasitas lapang dengan jenis isolat jamur tanah inceptisol dalam proses biodegradasi herbisida 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) dan untuk mendapatkan kombinasi antara perlakuan kapasitas Iapang dengan jenis isolat jamur tanah inceptisol yang terbaik dalam mempercepat proses biodegradasi herbisida 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D). Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, diantaranya: (i) isolasi dan identifikasi jamur tanah inceptisol (ii) uji ketahanan jamur tanah inceptisol terhadap herbisida 2,4-D dan (ill) biodegradasi herbisida 2,4-D oleh jamur tanah inceptisol. Dalam penelitian ini akan diamati kemampuan mikmorganime (khususnya jamur tanah inceptisol) dalam melakukan proses biodegradasi herbisida 2,4-D. Jenis tanah yang dicobakan dalam penelitian ini adalah inceptisol yang diambil dari daerah Jatinagor-Sumedang Propinsi Jawa Barat. Untuk memperoleh isolat masing-masing jamur tanah, maka digunakan metode (SAES, yang kemudian dibuat biakan murni dari dua jenis isolat yang dianggap dominan terdapat pada jenis tanah inceptisol untuk selanjutnya digunakan pada tahap percobaan uji ketahanan jamur tanah terhadap herbisida 2,4I) dan uji biodegradasi herbisida 2,4-1). Hasil isolasi memperlihatkan bahwa jumlah jamur per gram tanah adalah 13..260 seUgram tanah. Sedangkan basil identifikasi memperlihatkan bahwa jumlah koloni jamur yang paling banyak terdapat pada tanah inceptisol adalah Aspergillus iv yaitu sebanyak 12.300 seUgram tanah (93%) diikuti Penicillium sp yaitu sebanyak 840 sellgram tanah (6%) dan Mucor sp sebanyak 120 se11gram tanah (1%). Selanjutnya pada percobaan uji ketahanan jamur Aspergillus sp dan Penicillium sp terhadap herbisida 2,4-D, memperlihatkan bahwa Aspergllbis sp memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan Penicillium sp ditinjau dari perkembangan stnilctur jamur, berat kering mycelia dan diameter ukuran jamur. Sedangkan uji biodegadasi dengan mengamati jumlah residu herbisida yang tertinggal dalam tanah, memperlihatkan bahwa kombinasi perlakuan kelembaban tanah pada tingkat kapasitas lapang 75 % dengan jenis isolat jamur Aspergillus sp menghasilkan jumlah residu herbisida 2,4-D yang terkecil yaitu 0,40 ng/gr tanah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan kapasitas lapang 75 % dengan jenis isolat jamur Aspergillus sp merupakan kombinasi perlakuan yang dianggap terbaik dalam proses biodegradasi herbisida 2,4-Dichlorophenoxy acetic acid. Selain itu percobaan pada media cair Czapek' s memperlihatkan bahwa biodegradasi herbisida 2,4-D oleh Aspergillus sp dan Penicillium sp. menghasilkan produk akhir berupa Chloride, Catechol dan Phenol.