ABSTRAK Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti COVER Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Afif Prabowo Jatiandana
PUBLIC Alice Diniarti
Variabilitas thermal front dan konsentrasi klorofil-a di Perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) dipengaruhi oleh variasi musiman dan antar-tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara durasi dan intensitas thermal front terhadap kelimpahan klorofil-a yang dipengaruhi oleh El Niño-Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), dan variasi musiman. Analisis variabilitas thermal front dilakukan di Seluruh Perairan NTT dengan membandingkan variabilitas konsentrasi klorofil-a di Lokasi yang terdapat thermal front (Selat Sape, Laut Flores, dan Selat Ombai) dengan lokasi yang tidak terdapat thermal front (Laut Timor) pada tahun 2007 – 2017.
Rata-rata intensitas thermal front di Perairan NTT pada tahun 2007-2017 sebesar 1,3 oC dengan rata-rata durasi thermal front selama 3 bulan. Rata-rata konsentrasi klorofil-a di Perairan NTT sebesar 0,25 mg/m3. Rata-rata intensitas thermal front tertinggi terjadi pada Musim Peralihan I sebesar 1,4 oC dan kondisi kombinasi antara La-Nina dan IOD Positif sebesar 1,5 oC, sedangkan rata-rata konsentrasi klorofil-a tertinggi terjadi pada saat Musim Timur sebesar 0,35 mg/m3 dan kondisi kombinasi antara El-Nino dan IOD Positif sebesar 0,32 mg/m3. Rata-rata dari frekuensi kejadian thermal front terbanyak terjadi pada Musim Peralihan I dan kondisi kombinasi antara El-Nino dan IOD Positif. Intensitas thermal front terkuat di Perairan NTT terdapat di Selat Sape pada setiap musim dan setiap tahun, kecuali pada kondisi kombinasi antara La-Nina dan IOD Negatif terdapat di Selat Ombai. Terdapat intensitas thermal front kuat di Selat Sape sebesar 3 oC pada Bulan April 2014 (Normal) dengan durasi kemunculan thermal front terlama pada tahun 2016 (La-Nina dan IOD Negatif) salama 9 bulan. Rata-rata konsentrasi klorofil-a di Lokasi yang terdapat thermal front (Selat Sape) lebih tinggi dibandingkan Lokasi yang tidak terdapat thermal front (Laut Timor). Rata-rata konsentrasi klorofil-a tertinggi di Selat Sape terjadi pada Musim Peralihan II disebabkan oleh akumulasi dari pengaruh upwelling dan thermal front. Rata-rata dari panjang thermal front terpanjang di Selat Sape, Selat Ombai, dan Laut Flores terjadi pada Musim Timur dan pada saat terjadi kombinasi antara La-Nina dan IOD Positif.