Investigasi aplikasi material BNNT ke dalam tabir surya yang merupakan suatu
kebaruan dari aplikasi BNNT telah dilakukan pada penelitian ini. Investigasi
tersebut diimplementasikan ke dalam suatu bentuk eksperimen pembuatan gel
tabir surya dengan kandungan aktif BNNT dalam campuran formula dasar yaitu
karbomer yang mengandung konsentrasi carbopol sebanyak 1% b/b. Selanjutnya
gel dengan kandungan aktif BNNT dikarakterisasi menggunakan UV absorption
spectroscopy untuk mengetahui spektra absorbansi dari gel tabir surya dengan
kandungan aktif BNNT pada daerah ultraviolet (UV) dan cahaya tampak. Selain
itu, untuk mengetahui persentasi reflektansi sampel gel tabir surya berbahan aktif
BNNT pada daerah UV dan cahaya tampak, digunakan diffuse reflectance
spectroscopy. Dari ke dua karakterisasi diperoleh hasil bahwa gel tabir surya
dengan kandungan aktif BNNT ini memiliki absorbansi maksimum pada daerah
UV. Konsentrasi BNNT dalam formula dasar karbomer (carbopol 940 1% b/b)
mempengaruhi tinggi puncak absorbansi gel tabir surya. Namun, reflektansi dari
gel tabir surya ini tidak bergantung pada konsentrasi BNNT di dalam formula
dasar. Ke empat sampel menunjukkan persentase reflektansi pada tingkatan yang
hampir sama pada daerah UV maupun cahaya tampak. Secara keseluruhan, hasil
eksperimen menyatakan BNNT dengan konsentrasi 1% b/b terhadap formula
dasar adalah formula gel tabir surya yang memiliki absorbansi yang paling tinggi
pada daerah UV dan transparansi yang besar pada daerah cahaya tampak. Dengan
demikian, gel tabir surya dengan kandungan BNNT berpeluang untuk
dikembangkan kedepannya dengan pengujian yang lebih lanjut.
Selanjutnya, struktur, sifat elektronik dan optik dari material heksagonal-boron
nitrida (h-BN) secara umum dan material ultra-small boron nitrida nanotube
(BNNT) telah berhasil diinvestigasi menggunakan metode kalkulasi density
functional theory (DFT) pada software bernama vienna ab-initio simullation
package (VASP). H-BN menunjukkan struktur berbentuk honey comb layaknya
grafena. Berbeda dengan grafena yang memiliki sifat elektronik yang bergantung
pada geometrinya, hasil kalkulasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa h-BN
adalah insulator dengan celah pita energi yang lebar dan tidak berkaitan dengan
dimensi dan ukurannya bahkan jumlah layernya. Untuk hasil kalkulasi dari sifat
optik, h-BN memiliki dispersi maksimum serta absorbsi maksimum yang berada
pada daerah energi UV.
Kemudian, struktur ultra-small BNNT dibangun dari lembaran h-BN. Dengan
memperhatikan vektor kiral (n1,n2) saat penggulungan, maka dari lembaran h-BN
dihasilkan struktur ultra-small (n,0) zigzag dan ultra-small (n1,n2) armchair
BNNT, dengan n=3,…,10 untuk struktur zigzag, dan n1=n2=n dimana n=2,…,10
untuk struktur armchair ultra-small BNNT. Disamping studi mengenai ultrasmall
BNNT dapat disebut sebagai kajian baru, struktur-struktur ultra-small
BNNT sangat menarik untuk dipelajari karena memiliki karakteristik yang sangat
berbeda dengan karakteristik BNNT dengan diameter lebih besar dari 0,95 nm.
Hasil kalkulasi dengan menggunakan metode DFT dan local density
approximation (LDA) sebagai potensial exchange-correlation, menunjukkan
bahwa zigzag dan armchair ultra-small BNNT memiliki sifat elektronik yang
unik. Material ultra-small BNNT mempunyai lebar celah pita energi yang
bergantung pada geometrinya seperti kiralitas dan ukuran diameter tabung nano.
Sifat optik dari struktur ultra-small BNNT ini juga bergantung pada geometri,
akan tetapi tidak signifikan. Disamping itu, defect (penggantian atom B dan N
dengan atom C) pada struktur zigzag dan armchair BNNT, memberikan arti yang
penting terhadap sifat elektronik dan sifat optik material-material ultra-small ini.
Defect yang diberikan akan menggeser sifat elektronik (mempersempit lebar celah
pita energi) dan optik (menggeser puncak absorbsi ke wilayah energi infra-red)
dari material ultra-small BNNT. Dengan demikian, ultra-small BNNT adalah
material yang sangat menjanjikan untuk aplikasi-aplikasi baru karena lebar celah
pita energi dapat di tune, dan daerah absorbsi material ultra-small BNNT dapat
digeser dengan merubah ukuran diameter tabung pada kisaran ? 9,5 nm dan
dengan atom C sebagai defect pada struktur-struktur ultra-small tersebut.