Jaringan rawan yang umum dijumpai pada persedian di bagian lutut memiliki kemampuan yang
rendah dalam perbaikan terhadap kerusakkan akibat dari berbagai gangguan. Perbaikan jaringan
rawan yang rusak ini masih menjadi tantangan di dalam terapi klinis karena rendahnya tingkat
regenerasi jaringan rawan. Salah satu pendekatan alternatif perbaikan jaringan rawan dapat
dilakukan dengan menggunakan terapi berbasis sel punca, seperti mesenchymal stem cells (MSC)
dari jaringan Wharton’s jelly (hWJ-MSC). Dalam rekayasa jaringan rawan, scaffold dengan
karakteristik mekanik yang sesuai dengan lingkungan jaringan rawan, diperlukan untuk
memberikan dukungan temporer bagi pertumbuhan sel. Dalam penelitian ini, dilakukan
pembuatan scaffold kombinasi silk fibroin (SF) dan poly-lactic acid (PLA) yang diharapkan
mampu menyediakan scaffold yang dapat mendukung proliferasi dan diferensiasi kondrosit. Hal
lain yang menjadi tantangan dalam rekayasa jaringan rawan adalah sulitnya memelihara
kestabilan aktivitas fisiologis kondrosit selama tahapan kultur monolayer dalam jangka waktu
yang lama, hingga memicu hipertrofi kondrosit. Salah satu zat yang memiliki potensi dalam
menghambat hipertrofi kondrosit adalah indirubin yang mampu berperan dalam menghambat
p38. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan hWJ-MSC yang ditanam pada
scaffold SF dan SF/PLA, serta mengetahui efek dari indirubin terhadap diferensiasi kondrosit
dari hWJ-MSC melalui keberadaan kolagen tipe II dan akumulasi glycosaminoglycan (GAG)
sebagai komponen kondrosit, dan terhadap keberadaan kolagen tipe X dan mineralisasi Ca2+
pada kondrosit. hWJ-MSC ditumbuhkan di dalam medium kultur, selanjutnya, dilakukan
pengujian konfirmasi karakterisasi MSC dengan analisis flowcytometry dan multipotensi. Sel
yang telah terkonfirmasi ditumbuhkan pada scaffold 3D SF dan SF/PLA dengan masing-masing
induksi indirubin konsentrasi 0.05?M, 0.1?M, dan tanpa indirubin, dengan kultur pada scaffold
SF tanpa indirubin sebagai kontrol. Perlekatan dan persebaran hWJ-MSC pada scaffold
dilakukan melalui pengamatan scanning electron microscopy (SEM). Metode MTT assay
digunakan untuk mengamati kurva tumbuh hWJ-MSC dari hari ke-1 hingga ke-14. Kemudian,
dilakukan lokalisasi kolagen tipe II sebagai molekul penanda utama kondrosit dan kolagen tipe X
sebagai molekul penanda utama hipertrofi kondrosit dengan metode Immunocytochemistry
(ICC). Akumulasi GAG dilakukan dengan metode Alcian blue yang dikuantifikasi dan
penghitungan kandungan mineralisasi Ca2+ dengan metode Alizarin Red S yang dikuantifikasi.
Pengamatan dilakukan pada hari ke-7 dan ke-21. Hasil pengamatan dengan SEM menunjukkan
bahwa pori yang terbentuk pada scaffold SF dan SF/PLA memiliki ukuran pori 300-500 ?m dan
sel mampu berpenetrasi pada kedua scaffold, namun hWJ-MSC melekat dan menyebar lebih baik
pada scaffold SF dibandingkan pada SF/PLA. Kombinasi SF/PLA kurang mampu mendukung
penyebaran sel pada scaffold. Pertumbuhan sel melalui kurva tumbuh menunjukkan penurunan
jumlah sel setelah hari ke-7 pada sel yang ditanam pada kedua jenis scaffold dengan berbagai
perlakuan indirubin. Analisis keberadaan kolagen tipe II menunjukkan bahwa pada hari ke-7
telah terbentuk kolagen tipe II dengan intensitas yang rendah pada hWJ-MSC yang ditanam pada
scaffold SF dan SF/PLA dengan konsentrasi indirubin 0.05?M dan 0.1?M. Keberadaan kolagen
tipe II tersebut semakin meningkat pada hari ke-21. Akumulasi kandungan GAG sebagai
penanda utama jaringan rawan menunjukkan peningkatan pada hari ke-21 pada kultur yang
ditanam di scaffold SF maupun SF/PLA dengan dan tanpa indirubin, dengan akumulasi GAG
tertinggi pada sel yang ditanam di scaffold SF 0.1?M indirubin. Kolagen tipe X pada hari ke-7
telah terbentuk pada hWJ-MSC dengan semua perlakuan, namun dengan intesitas yang rendah,
dan semakin meningkat pada hari ke-21. Akumulasi Ca2+ meningkat pada hari ke-21 pada hWJMSC
dengan semua perlakuan, dengan jumlah tertinggi pada sel dengan perlakuan indirubin
0.05 ?M. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hWJ-MSC tidak dapat
tumbuh dengan baik pada kedua jenis scaffold dengan berbagai perlakuan indirubin. Akumulasi
GAG dan keberadaan kolagen tipe II pada sel hWJ-MSC yang ditanam pada kedua jenis scaffold
dengan berbagai perlakuan indirubin tersebut cenderung meningkat pada hari ke-21. Indirubin
tidak mampu menurunkan kandungan mineralisasi Ca2+ dan keberadaan kolagen tipe X pada hari
ke-21.