ABSTRAK Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana COVER Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Syaikhul Aziz
PUBLIC yana mulyana
Bekatul adalah lapisan terluar dari beras dan merupakan produk samping yang
diperoleh selama penggilingan padi. Lapisan tersebut kaya akan kandungan nutrisi
makro dan mikro yang bermanfaat untuk kesehatan. Orizanol yang terdapat dalam
bekatul telah diketahui sebagai senyawa bioaktif utama, yang bertanggung jawab
terhadap berbagai aktivitas biologinya, meliputi antioksidan, antimikroba,
antialergi, antikarsinogenik, antidiabetes, antiinflamasi, dan antihiperkolesterolemia. Khususnya untuk aktivitas antihiperkolesterolemia, orizanol
menunjukkan hasil yang menjanjikan, sehingga menjadikan potensial untuk
dikembangkan. Akan tetapi, yang menjadi tantangan berikutnya adalah
mendapatkannya dalam jumlah banyak, mengingat bekatul mengandung orizanol
yang jumlahnya relatif kecil dan metode isolasinya yang juga tidak mudah.
Penelitian ini memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah untuk
mendapatkan senyawa aktif antihiperkolesterolemia dari bekatul. Tujuan kedua
adalah untuk mengkaji senyawa analog orizanol, ergosteril ferulat, dalam
menghambat aktivitas HMG-KoA reduktase melalui beberapa tahapan, yaitu kajian
secara in silico terhadap HMG-KoA reduktase, sintesis, dan pengujian in vitro
terhadap aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase.
Senyawa aktif antihiperkolesterolemia diperoleh berdasarkan kajian aktivitas
antihiperkolesterolemia pada model tikus uji. Tahap tersebut diawali dengan
ekstraksi pelarut panas menggunakan metode refluks dengan pelarut tunggal dan
biner, yaitu n-heksana, kloroform, etil asetat, diklorometana, isopropanol, aseton,
n-heksana - etil asetat (1:1, v/v), kloroform - etil asetat (1:1, v/v), dan n-heksana -
isopropanol (1:1, v/v). Ekstrak yang dipilih untuk fraksinasi lebih lanjut
berdasarkan karakteristik ekstrak yang memiliki kandungan orizanol terbanyak.
KLT densitometri digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif kandungan
orizanol total dalam berbagai ekstrak. Model tikus hiperkolesterol diinduksi dengan
cara pemberian intragastrik 0,5 ml/100 g berat badan campuran 2% kolesterol, 1%
asam kolat, dan 0,6% propiltiourasil dalam minyak yang diberikan selama 30 hari.
Terhadap fraksi yang dapat menurunkan kolesterol total, selanjutnya dilakukan
serangkaian metode pemisahan dan pemurnian menggunakan teknik kromatografi.
Struktur senyawa yang terisolasi ditentukan berdasarkan data spektrum RMI satu
dimensi (
1
H dan
13
C) dan dua dimensi (HSQC dan HMBC). Kajian senyawa analog
orizanol dalam menghambat aktivitas HMG-KoA reduktase diawali dengan
simulasi penambatan molekul senyawa ergosteril ferulat menggunakan perangkat
lunak AutoDockTools untuk memprediksi interaksi senyawa tersebut dengan HMG-
KoA reduktase. Di samping itu, empat senyawa utama orizanol yaitu 24-metilen
sikloartanil ferulat, sikloartenil ferulat, sitosteril ferulat, dan kampesteril ferulat
digunakan untuk perbandingan. Senyawa ergosteril ferulat dan sitosteril ferulat
disintesis dalam empat tahapan, di antaranya: asetilasi senyawa asam ferulat,
pembentukan asil klorida, konjugasi struktur ferulat dengan steroid/triterpenoid
alkohol, dan deproteksi gugus asetil. Pemantauan produk hasil sintesis dari setiap
tahapan dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Struktur kimia
dari hasil sintesis ditentukan berdasar data spektrum RMI satu dimensi dan dua
dimensi. Terakhir, ergosteril ferulat dan sitosteril ferulat dievaluasi aktivitas
penghambatannya terhadap HMG-KoA reduktase menggunakan kit pengujian
komersial.
Hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa semua pelarut organik mampu
mengekstraksi orizanol, dengan kandungan orizanol berkisar antara 27,92 ± 4,45
sampai 43,59 ± 3,36 mg/100 g bekatul. n-Heksana diketahui sebagai pelarut terbaik
dalam mengekstrak orizanol menggunakan metode refluks (43,59 ± 3,36 mg/100 g
bekatul). Oleh sebab itu, ekstrak n-heksana dipilih untuk fraksinasi dan evaluasi
aktivitas antihiperkolesterolemia-nya. Hasil uji in vivo memperlihatkan bahwa
fraksi F2 dan F5 mampu menurunkan kadar kolesterol total pada hari keempat
masing-masing sebesar 38,15 ± 3,04 dan 37,32 ± 4,02 %, dan berbeda bermakna
secara statistik dibandingkan terhadap kontrol sakit (p<0,05). Di samping itu, fraksi
F2 dan F5 juga memiliki laju penurunan kolesterol total yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol sakit. Berdasarkan analisis KG-SM, fraksi F2
mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibanding asam lemak jenuh.
Senyawa A telah berhasil diisolasi dari fraksi F5 sebagai padatan putih dengan jarak
lebur 134,3-135,8
°
C. Berdasarkan data spektrum RMI satu dimensi dan dua
dimensi, senyawa A adalah ?-sitosterol.
Hasil penambatan molekul menunjukkan bahwa orizanol dan ergosteril ferulat
memiliki afinitas ikatan terhadap HMG-KoA reduktase dengan nilai energi bebas
Gibbs (?G) dan konstanta inhibisi (Ki) berturut-turut, yaitu ?G = -4,17 sampai
-3,45 Kkal/mol dan Ki = 0,88 sampai 2,97 mM. Di samping itu, kajian ini
menunjukkan bahwa senyawa ergosteril ferulat (?G = -4,17 Kkal/mol; Ki = 0,88
mM) menunjukkan interaksi dengan residu asam amino yang penting (cis loop)
pada sisi pengikatan enzim HMG-KoA reduktase, meliputi Ser684, Asp690, dan
Lys691. Berdasarkan nilai ?G, Ki, dan residu asam amino, maka ergosteril ferulat
diprediksi memiliki potensi yang lebih besar dalam menghambat HMG-KoA
reduktase dibandingkan orizanol.
Ergosteril ferulat dan sitosteril ferulat telah berhasil disintesis dan diujikan untuk
aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase. Ergosteril ferulat diperoleh sebagai
padatan kekuningan dengan jarak lebur 166,4-170,9
°
C, sedangkan sitosteril ferulat
sebagai padatan tidak berwarna dengan jarak lebur 131,2-136,6
°
C. Hasil pengujian
secara in vitro menunjukkan bahwa senyawa ergosteril ferulat dan sitosteril ferulat
masing-masing memiliki aktivitas penghambatan terhadap HMG-KoA reduktase
sebesar 16,17 ± 5,84 dan 9,57 ± 2,02 %.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan senyawa
fitosterol dan asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam bekatul diduga
bertanggung jawab dalam aktivitas antihiperkolesterolemia. Di samping itu,
senyawa analog orizanol (ergosteril ferulat) telah berhasil disintesis dan memiliki
potensi aktivitas penghambatan yang lebih baik terhadap HMG-KoA reduktase
dibanding orizanol.
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif terhadap
pengembangan mengenai senyawa antihiperkolesterolemia dari bekatul dan
pengembangan obat, khususnya untuk alternatif selain orizanol (ergosteril ferulat)
dalam menghambat aktivitas HMG-KoA reduktase.