Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan masalah utama kesehatan di
seluruh dunia. Penyelesaian masalah ini membutuhkan pengembangan antibakteri
yang baru. Tumbuhan obat banyak digunakan secara turun temurun untuk
mengobati beberapa penyakit. Produk dari beberapa tanaman, jamur, bakteri, dan
organisme lainnya digunakan sebagai senyawa murni atau dapat dalam bentuk
ekstrak. Kurkuminoid merupakan senyawa dari Curcuma longa L., Curcuma
xanthorrhiza, Zingiberaceae lainnya, yang memiliki berbagai aktivitas biologi salah
satunya yaitu antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antimikroba dan lokasi kerja dari kurkuminoid serta kombinasi kurkuminoid
dengan tetrasiklin terhadap bakteri Bacillus cereus, Escherichia coli, Extended
Spectrum Beta-Lactamase producing E. coli (ESBL-EC), Klebsiella pneumonia,
Shigella flexneri, Staphylococcus aureus dan Vancomycin Resistant Enterococci
(VRE) menggunakan metode mikrodilusi untuk menentukan nilai konsentrasi
hambat minimum (KHM) dan nilai konsentrasi bakterisidal minimum (KBM). Uji
efek kombinasi dilakukan menggunakan metode checkerboard. Uji lokasi kerja
pada bakteri menggunakan Scanning Electromagnetic microscope (SEM) dan
Transmission Electromagnetic Microscope (TEM). Berdasarkan hasil mikrodilusi
diperoleh aktivitas tertinggi terhadap bakteri Shigella flexneri dan Staphylococcus
aureus dengan nilai KHM masing-masing sebesar 64 dan 128 µg/mL. Kombinasi
kurkuminoid dengan tetrasiklin bersifat sinergis pada bakteri S. flexneri. Hasil uji
lokasi kerja pada bakteri menggunakan SEM dan TEM menunjukkan adanya
gangguan membran dan dinding sel terhadap bakteri S. flexneri dan S. aureus.