digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Semakin besarnya potensi bisnis dalam sektor perdagangan elektronik menyebabkan semakin dituntutnya setiap pemain untuk menjadi lebih unggul dengan terus meningkatkan kinerjanya. PT X merupakan perseroan terbatas yang kini sudah merambah ke bidang bisnis O2O, yaitu bisnis yang menggunakan konsep perdagangan elektronik untuk menengahi produsen produk dengan penjual ritel seperti warung atau toko kelontong tradisional. Hingga saat ini, PT X masih mampu melayani pesanan dari penjual ritel dengan sumber daya yang dimiliki. Namun, seiring bertambahnya peningkatan pesanan dari waktu ke waktu, perusahaan perlu meningkatkan efisiensi sehingga dapat terus melayani permintaan pelanggan. Aktivitas kritis yang dinilai dapat memberikan peningkatan efisiensi paling signifikan untuk kegiatan bisnis PT X adalah aktivitas pengambilan pesanan. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan tata letak barang pada gudang terusan PT X di lokasi Y untuk meningkatkan efisiensi aktivitas pengambilan pesanan. Saat ini, lebih dari seribu tipe barang yang berbeda disimpan secara acak tanpa adanya pendedikasian lokasi untuk tiap tipe barang. Perolehan rancangan usulan dilakukan dengan menggunakan metode perancangan tata letak barang yang mampu meminimasi jarak perpindahan picker ketika melakukan pengambilan pesanan berdasarkan teorema matematis yang telah dibuktikan. Metode ini menentukan lokasi penyimpanan setiap kelompok barang berdasarkan probabilitas pemesanannya. Kelompok barang yang memiliki probabilitas pemesanan yang paling besar ditempatkan pada lokasi penyimpanan yang paling dekat dengan titik input/output, sehingga kelompok barang yang paling jarang dipesan akan ditempatkan pada lokasi penyimpanan yang paling jauh dari titik input/output. Setelah dihasilkan rancangan tata letak usulan, dilakukan perhitungan nilai ekspektasi jarak perpindahan picker berdasarkan tata letak saat ini dan tata letak usulan. Penurunan ekspektasi jarak perpindahan picker diestimasi terjadi sebesar 59,38% untuk kategori makanan dan 57,32% untuk kategori non-makanan.