Studi ini bertujuan untuk merancang kerangka kerja yang komprehensif untuk
mengukur risiko keberlanjutan perusahaan, khususnya dalam konteks Indonesia.
Risiko keberlanjutan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai risiko yang
dihadapi perusahaan yang dapat menghalangi posisinya untuk mencapai
keberlanjutan. Oleh karena itu, risiko keberlanjutan dalam penelitian ini dapat
dipandang sebagai aspek negatif yang dapat mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. Dalam konteks ini, definisi kami selaras dengan pandangan
tradisional tentang risiko, yang memandang risiko sebagai ancaman, alih-alih
ketidakpastian atau peluang.
Keberlanjutan perusahaan mencakup dua dimensi, aspek finansial dan
non-finansial. Namun, dalam penelitian ini, kami membatasi penelitian untuk fokus
pada menjaga keberlanjutan perusahaan secara finansial. Kerangka kerja yang
diperoleh akan memiliki kemampuan untuk menilai kinerja Risiko Keberlanjutan
(SRISK) di tingkat perusahaan, khususnya tingkat strategis, operasional dan unit
bisnis.
Analisis metode campuran akan dilakukan untuk mengeksplorasi perbedaan
praktik SRISK dalam sektor non-keuangan di Indonesia. Studi saat ini juga akan
mengeksplorasi kemungkinan praktik SRISK yang berbeda antara dua kelas
kategori, yaitu SRISK dalam sektor kontroversial dan sektor non-kontroversial.
Pengkategorian dibangun berdasarkan karakteristiknya yang berbeda, mulai dari
struktur kepemilikan, sumber pendanaan dasar, sistem tata kelola, dan proses
operasi bisnis mereka.
Kerangka kerja akhir untuk mengukur Skor SRISK untuk setiap sektor akan terdiri
dari kombinasi dari berbagai pedoman manajemen risiko dan kerangka kerja
peringkat sosial yang dikembangkan oleh lembaga pemeringkat dan akademisi.
Beberapa tahap analisis menggabungkan metodologi kualitatif dan kuantitatif
(yaitu analisis konten Tematik, Least Squares Regression) akan dilakukan untuk
menganalisis data yang diperoleh dan kemudian memvalidasi kerangka yang
dihasilkan secara statistik. Pada tahap terakhir, uji coba akan dilakukan untuk
memeriksa lebih lanjut penerapan model SRISK yang diusulkan.
5
Konteks penelitian di Indonesia, jadi mungkin ada batasan ketika menerapkan
hasil ke pengaturan budaya dan geografis lainnya. Dalam tesis disertasi ini, kami
menawarkan sumber informasi yang berguna tentang implementasi praktis SRISK
dalam setiap sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kami memfokuskan analisis
kami pada Pelaporan Non-Keuangan dan kami mengecualikan Sektor Keuangan
karena perbedaannya dalam sistem tata kelola dan jenis peraturan yang
mengendalikannya.
Kami juga mengevaluasi implementasi praktis Industri Kontroversial dan Industri
Non-Kontroversi. Kontribusi terakhir kami akan fokus pada mengidentifikasi
jenis-jenis SRISK yang dihadapi setiap sektor, serta mengidentifikasi faktor-faktor
penentu mereka. Banyak literatur dalam bidang implementasi praktis
Keberlanjutan berfokus pada Corporate Social Responsibility (CSR) dan
memandang CSR sebagai kegiatan filantropis dan / atau CSR politik. Dalam studi
ini, kami akan mengambil pendekatan yang berbeda, karena kami fokus pada
perspektif manajemen risiko Keberlanjutan untuk mendefinisikan SRISK.
Hasil utama dalam penelitian kami mengkonfirmasi hubungan signifikan antara
risiko keberlanjutan dan performa finansial perusahaan. Pada penelitian ini, kami
menemukan pula bukti valid dari ukuran perusahaan, struktur perusahaan, jumlah
direktur perusahaan, jumlah direktur wanita, dan rasio jumlah hutang dan modal
perusahaan sebagai kunci determinan utama dari risiko keberlanjutan perusahaan.
Disertasi ini membawa lebih banyak informasi dengan memberikan rekomendasi
untuk membangun strategi SRISK yang optimal bagi perusahaan Indonesia. Hasil
akhir dari disertasi ini juga dapat memberikan saran yang signifikan bagi para
pembuat kebijakan, dan berkontribusi pada Hukum Keberlanjutan Indonesia.