digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER David
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 David
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 David
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 David
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 David
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA David
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Dalam beberapa tahun terakhir, unit bisnis Bank Celengan menghadapi situasi bisnis yang menantang, dimana volume pinjaman bulanan turun secara signifikan sebesar 5.5% dari awal 2016 hingga 2019. Angka-angka itu juga sejalan dengan produktivitas tim penjualan, yang juga turun sebesar 39% pada periode yang sama. Angka-angka itu menunjukkan penurunan signifikan dalam produktivitas penjualan, peningkatan biaya karyawan, dan pendapatan yang lebih rendah juga. Dalam jangka panjang, ketidakefisienan tersebut akan menurunkan profitabilitas organisasi. Analisis situasi bisnis internal dan eksternal digunakan untuk menilai kondisi saat ini dan untuk menemukan akar penyebab masalah bisnis. Analisis situasi bisnis internal dan eksternal digunakan untuk menilai kondisi saat ini dan untuk menemukan akar penyebab masalah bisnis. Analisis eksternal menggunakan analisis PESTLE, Five Porter’s Forces, dan Competitor Analysis. Sementara analisis internal memanfaatkan wawancara terstruktur, pengamatan sehari-hari, dan analisis akar penyebab masalah. Dapat disimpulkan bahwa dari analisis eksternal dan hasil wawancara internal, Bank Celengan masih kompetitif seperti pesaing lain di segmen ini. Selain itu, ringkasan analisis PESTLE dan Five Porter’s Forces juga tidak secara tegas memberikan jawaban terhadap penurunan produktivitas penjualan di Bank Celengan. Analisis internal lebih lanjut dari Bank Celengan kemudian dilakukan, melalui pengamatan dan analisis akar penyebab internal organisasi untuk mengumpulkan pandangan yang lebih komprehensif tentang masalah-masalah organisasi. Hasil analisis ini menyatakan beberapa masalah utama dalam organisasi, seperti kurangnya pengawasan, kegiatan di luar ruang lingkup pekerjaan, masalah kemampuan, masalah pelatihan, dan meeting yang tidak efektif. Sebuah alat bantu manajemen dirancang untuk meningkatkan produktivitas penjualan secara keseluruhan, yang dikenal sebagai Management Control System (MCS). Sistem ini dibangun untuk membantu organisasi penjualan untuk memperkirakan, merencanakan, mengendalikan, dan melaporkan secara terstruktur. MCS dan alat-alatnya dirancang untuk menghilangkan akar penyebab utama dengan menetapkan kontrol interval pendek, perencanaan penjualan yang tepat, pertemuan mingguan dengan subjek tinjauan standar, dan pelatihan penjualan reguler untuk meningkatkan kemampuan mereka. Dengan inisiatif-inisiatif itu, organisasi mengharapkan peningkatan kunjungan penjualan, interaksi, dan akhirnya, peningkatan jumlah pencairan pinjaman.