digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1997 RR. Dhian Damajani
PUBLIC Alice Diniarti

Abstrak: Studi ini bertujuan untuk mengkaji fenomena perspektif sebagai suatu pendekatan dalam perencanaan dan perancangan ruang. Lebih jauh ingin diketahui bagaimana budaya Timur dan Barat memahami konsep perspektif dan mewujudkannya dalam berbagai karya seni visual. Penelitian yang bersifat deskriptif-komparatif ini dilaksanakan melalui metoda perbandingan beberapa karya seni visual, yaitu seni lukis, bangunan, taman dan kota. Budaya Barat memandang perspektif sebagai alat representasi objek tiga dimensional pada permukaan dua dimensional. Perspektif dalam budaya Barat "digali dan ditemukan kembali" pada masa Renaisans dan lazim disebut sebagai perspektif linier. Perspektif sebagai teknik penggambaran ini pada awalnya diaplikasikan pada beberapa karya lukisan dengan cara meniru atau memotret alam dan manusia. Pada perkembangan selanjutnya, perspektif dimanfaatkan dalam perencanaan dan perancangan taman, arsitektur dan kota dan mencapai puncaknya pada masa Barok dengan ditemukannya multi point perspective (perspektif banyak titik mata). Budaya Timur memandang perspektif sebagai suatu konsep cara pandang yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya clan kondisi mental seseorang atau masyarakat tertentu. Arah-arah, orientasi, dan hirarki menjadi hal penting sebagai landasan utama perencanaan dan perancangan ruang di Timur. Hal ini tercermin pada karya visual baik lukisan, taman, arsitektur maupun rancang kota. Tidak pernah terlihat adanya garis tegas yang menuju pada suatu titik tertentu seperti lazimnya perspektif pada seni Barat; yang "terlihat" adalah adanya kedalaman yang menunjukkan hirarki secara konseptual yang terkadang muncul dalam imajinasi. Dapat disimpulkan bahwa perspektif menurut budaya Timur adalah perspektif imajiner yang sulit dicerna; diperlukan pengalaman secara pribadi untuk dapat memahaminya. Kota Bandung dipilih sebagai kasus studi dengan beberapa pertimbangan, antara lain : kota ini termasuk salah satu kota yang pada awalnya direncanakan dengan baik dan beberapa sudut kotanya diduga direncanakan berdasarkan pertimbangan perspektif baik menurut budaya Barat maupun Timur.