ABSTRAK Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana COVER Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana BAB 6 Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Marvel Reuben Suwitono
PUBLIC yana mulyana
Berbagai senyawa seperti gliseril trinitrat (GTN), isosorbid dinitrat (ISDN),
isosorbid mononitrat (ISMN) dan pentaeritritil tetranitrat (PETN) merupakan
senyawa nitrat organik yang digunakan dalam pengobatan sebagai vasodilator
umum, misalnya dalam penanganan angina pektoris. Setelah dimetabolisme,
senyawa tersebut akan melepaskan nitrat oksida (NO) sebagai komponen aktif.
Dengan demikian, senyawa nitrat organik merupakan prodrug dan fungsi
vasodilatornya akan tergantung dari kemampuan sistem biologis untuk melakukan
bioaktivasi senyawa tersebut menjadi NO.
Secara klinis, diketahui adanya fenomena toleransi terhadap nitrat organik, yaitu
penurunan efikasi yang terjadi dengan cepat sehingga kerja vasodilatornya
menjadi tidak efektif. Fenomena ini tergantung pada frekuensi pemberian dan
dosis. Dalam literatur, dilaporkan ada dua tipe toleransi terhadap nitrat, yaitu
toleransi fungsional dan toleransi metabolik. Toleransi fungsional terjadi karena
perubahan status reduksi-oksidasi yang menyebabkan kondisi stres oksidatif
sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk melakukan reduksi kimiawi.
Toleransi metabolik disebabkan oleh berkurangnya respons jaringan maupun
organ tempat terjadinya metabolisme NO. Salah satu penyebab penurunan
kemampuan reduksi kimiawi pada toleransi fungsional adalah kejenuhan sistem
tiol endogen. Telah dibuktikan bahwa suplementasi tiol mampu mengatasi
toleransi terhadap nitrat, namun demikian belum dilaporkan secara lengkap data
mengenai interaksi antara nitrat organik dan senyawa tiol.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penguraian senyawa organik nitrat
PETN dan ISDN oleh pengaruh senyawa tiol pada kondisi yang mendekati
fisiologis tubuh, sehingga akan diperoleh data mengenai profil penguraian, produk
antara dan hasil urai, serta kinetika reaksinya. Hasil tersebut akan memberikan
kontribusi terhadap penjelasan ilmiah tentang fenomena toleransi terhadap nitrat,
khususnya peranan senyawa tiol dalam mengatasi toleransi.
Penelitian diawali dengan pengembangan dan validasi metode analisis untuk
mengkuantifikasi PETN dan ISDN menggunakan teknik analisis kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT). Pada penelitian utama, dilakukan inkubasi PETN dan
ii
ISDN tanpa dan dengan penambahan senyawa tiol N-asetil sistein (NAC) dan
asam tiosalisilat (TSA), secara in vitro nonenzimatik dalam dapar fosfat fisiologis
pH 7,4 pada suhu 37 ºC. Inkubasi dilakukan dengan rasio molar nitrat organik dan
tiol 1:1, 1:2, 1:5 dan 1:10, serta didesain 4 kelompok perlakuan reaksi, yaitu
antara PETN dan NAC, PETN dan TSA, ISDN dan NAC, serta ISDN dan TSA.
Setiap kelompok perlakuan diinkubasi sampai 48 jam dan pada waktu tertentu
dilakukan sampling. Sebagai kontrol, dilakukan inkubasi PETN dan ISDN pada
kondisi percobaan yang sama tanpa penambahan NAC maupun TSA. Terhadap
setiap sampel ditentukan kadar PETN dan ISDN.
Analisis produk reaksi penguraian nitrat organik dan tiol dilakukan secara
kualitatif dengan teknik analisis spektroskopi massa. Nitrit sebagai salah satu
produk urai dari nitrat dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode
spektrofotometrik Griess. Untuk mendapatkan profil penguraian, kadar PETN dan
ISDN, ditampilkan dalam bentuk grafik dalam fungsi waktu. Dari profil
penguraian, model kinetika disusun untuk menggambarkan laju reaksi penguraian
PETN dan ISDN, dengan cara aproksimasi kurva.
Sebagai hasil penelitian pendahuluan diperoleh metode analisis penentuan nitrat
organik menggunakan teknik analisis KCKT, dengan fasa gerak asetonitril:air
pada rasio 1:1 dengan laju alir 1 ml/menit, menggunakan kolom fase balik C-18
(300 mm x 3,9 mm, ukuran partikel 10 µm) pada panjang gelombang 215 nm.
Metode tersebut memenuhi semua persyaratan validasi metode pengindikasi
kestabilan dengan sistem KCKT, sehingga dapat digunakan untuk penetapan
kadar PETN dan ISDN.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi PETN dan ISDN, tanpa
penambahan NAC atau TSA setelah diinkubasi sampai 48 jam, hanya mengalami
penurunan kadar kurang dari 5%. Dengan pengaruh NAC pada berbagai rasio
molar, PETN yang mengalami penguraian sebesar 84,7% - 92,7%, sedangkan
dengan pengaruh TSA terurai sebesar 86,0% - 92,9%. Penguraian ISDN dengan
pengaruh NAC terjadi sebesar 18,4% - 25,1% sedangkan dengan pengaruh TSA
sebesar 20,0% - 23,6%. Kalkulasi kinetika, dengan metode aproksimasi kurva
terhadap data reaksi penguraian PETN dan ISDN dengan pengaruh NAC dan
TSA, menunjukkan bahwa penguraian PETN dan ISDN merupakan reaksi
komposit orde pertama dengan kesetimbangan.
Identifikasi terhadap larutan campuran reaksi penguraian menggunakan teknik
analisis spektroskopi massa, menunjukkan bahwa produk penguraian PETN
meliputi pentaeritritil trinitrat (PETriN), pentaeritritil dinitrat (PEDN),
pentaeritritil mononitrat (PEMN) dan pentaeritritol (PE), sedangkan produk
penguraian ISDN berupa ISMN dan isosorbid. Produk penguraian NAC yang
terdeteksi berupa asam 3,3'-disulfandiilbis 2-asetamidopropanoat, sedangkan
produk penguraian TSA berupa asam 2,2'-disulfandiildibenzoat, keduanya
merupakan senyawa dengan ikatan disulfida. Identifikasi dan penetapan kadar
nitrit dalam campuran reaksi penguraian PETN maupun ISDN menunjukkan
bahwa campuran tersebut mengandung nitrit, namun demikian data kuantifikasi
menunjukkan korelasi yang tidak bermakna antara nitrat yang terurai dan nitrit
yang terbentuk.
Berdasarkan hasil-hasil percobaan diatas dinyatakan bahwa tanpa pengaruh NAC
atau TSA, PETN dan ISDN memiliki stabilitas yang baik. NAC dan TSA
mempengaruhi dan mampu meningkatkan laju penguraian PETN dan ISDN.
Dengan pengaruh NAC atau TSA, PETN terurai empat kali lebih banyak dari
ISDN. Interaksi antara PETN maupun ISDN dengan NAC atau TSA, merupakan
reaksi redoks yang dibuktikan dengan adanya nitrit sebagai produk reduksi nitrat
dan senyawa disulfida sebagai sebagai produk oksidasi tiol. Namun demikian
reaksi tersebut tidak berlangsung secara stoikiometris. Hal tersebut sejalan dengan
hasil analisis kinetika reaksi yang menunjukkan bahwa penguraiaan PETN dan
ISDN dengan pengaruh NAC atau TSA merupakan reaksi komposit orde pertama
dengan kesetimbangan.