digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1997_TS_PP_HARDJANA_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Abstrak : Persaingan bisnis yang terjadi pada rute penerbangan Jakarta-Denpasar disebabkan karena terdapat beberapa moda yang melayani rute tersebut, yakni Garuda, Merpati, Sempati, dan Bouraq. Melalui misi setiap perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasar dan bahkan meningkatkannya, perusahaan penerbangan dalam hal ini selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pelayanannya. Selanjutnya berusaha untuk mengidentifikasi variabel pelayanan yang dipertimbangkan pelanggan dalam memilih suatu produk berkaitan dengan misi di atas, yakni melalui identifikasi preferensi pengguna jasa didalam memilih suatu moda. Di masa mendatang, ingin memprediksi pangsa pasar yang ditunjukkan oleh probabilitas pemilihan moda dan perolehan pendapatan melalui perubahan variabel pelayanan yang elastis. Dengan menggolongkan moda menjadi 2 (dua) (Garuda dan Non Garuda), analisis yang dilakukan untuk mendapatkan probabilitas pemilihan terhadap pesawat Garuda, Pg menggunakan Model Logit Biner, dengan proses parameterisasi melalui bantuan paket Program SPSS for Windows Release 6.0. Sedangkan untuk menghitung perolehan pendapatan, INR dipakai bantuan Program Excel. Dari proses parameterisasi menghasilkan variabel pelayanan yang membentuk model probabilitas pemilihan moda adalah variabel X2(kesesuaian jadwal penerbangan), X7(kebisingan, getaran/goncangan), X8(keleluasaan tempat duduk), X9(suhu ruangan), X10(pelayanan sebelum terbang), X11 (pelayanan sewaktu terbang), dan X13 (kemudahan mendapat tiket). Karena pada analisis elastisitas tidak terdapat variabel pelayanan yang elastis maka besarnya probabilitas memilih Garuda adalah tetap, yakni sebesar 0,6875 (dengan asumsi bahwa nilai setiap variabel adalah rata-rata nilai dari jawaban responden). Dengan asumsi jumlah penumpang yang berangkat dari Jakarta saat ini sama dengan tahun 1996 didapatkan beberapa alternatif jenis pesawat kaitannya dengan frekuensi penerbangan per hari yang menghasilkan perolehan pendapatan, INR maksimum adalah pesawat B-737, dengan frekuensi/hari 10 kali clan INR = Rp. 105.861.000,-. Urutan selanjutnya adalah pesawat A-300, DC-10, B-747, dan MD-11.