digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

COVER Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 1 Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 2 Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 3 Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 4 Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 5 Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 6 Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

PUSTAKA Indra
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Dalam proses pengembangan obat, salah satu keputusan awal yang harus dibuat adalah menentukan bentuk atau polimorf kristal obat yang akan digunakan dalam sediaan. Sifatsifat fisik polimorf padatan dapat mempengaruhi mutu, keamanan dan khasiat obat. Mengingat bahwa ikatan dapat mempengaruhi sifat fisik pada tingkat makroskopik maka upaya untuk memanipulasi sifat fisik dengan cara mengatur kembali susunan molekulnya dalam keadaan padat menjadi kristal yang berbeda adalah hal yang penting dilakukan di industri farmasi. Kokristal memiliki karakter fisika, seperti ukuran partikel dan habit kristal yang dapat mempengaruhi sifat permukaan, kemampuan tersuspensi, laju disolusi, perilaku kompresibilitas dan kompaktibilitas serbuk. Sifat mekanik adalah sifat-sifat yang dimiliki suatu bahan ketika diberi tekanan (stress). Kompresibilitas, tabletabilitas dan kompaktibilitas merupakan parameter untuk mengkaraterisasi sifat mekanik yang penting untuk proses pembuatan sediaan tablet. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kompresibilitas ramipril akibat proses pembentukan kokristal. Hasil kokristalisasi kemudian dikarakterisasi dengan metode kontak panas (kofler), metode termal (Differential Scanning Calorimetry), mikroskopi (mikroskop polarisasi dan Scanning Electron Microscope), difraktometri (Powder X-Ray Diffraction), uji kelarutan, uji kompresibilitas dan uji disolusi. Hasil metode kontak panas kofler menunjukkan pembentukan habit kristal baru berbentuk jarum memanjang pada zona kontak antara ramipril (RA) dan vanilin (VA), yang memiliki jarak lebur yang berbeda dari titik lebur kedua komponennya. Termogram DSC memperlihatkan adanya puncak endotermik baru yang sama sekali berbeda dari kedua komponen, yang merupakan titik lebur fase kokristalin pada temperatur 91,9 o C. Pola difraksi sinar-X serbuk senyawa hasil interaksi RA dan VA menunjukkan difraktogram yang berbeda dari kedua komponen penyusun pada 2?= 6,12; 8,96; 11,88 dan 20,04 yang mengindikasikan terbentuknya fase kokristalin. Hasil pengujian kelarutan menunjukkan kelarutan sampel hasil kokristalisasi (12,823±0,07 mg/mL) lebih tinggi dibandingkan ramipril murni (10,437±0,06 mg/mL) dan hasil rekristalisasi RA (10,829±0,08 mg/mL). Karakterisasi kompresibilitas menunjukkan bahwa terjadi penurunan kompresibilitas dari serbuk RA setelah dilakukan proses kokristalisasi dengan VA. Hasil uji disolusi serbuk dan tablet berbagai kompresi RA dan kokristal RA-VA menunjukkan bahwa kokristal RA-VA baik dalam bentuk serbuk maupun tablet disemua pemberian gaya kompresi memiliki disolusi yang lebih rendah dibandingkan RA baik pada medium 0,1 N HCl maupun dapar fosfat 6,8.