digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

! Lovastatin praktis tidak larut dalam air dan termasuk obat kelas II pada sistem klasifikasi biofarmasetik. Obat yang termasuk golongan kelas II tersebut mempunyai sifat kelarutan rendah sedangkan permeabilitasnya tinggi. Oleh karena itu, bioavaibilitas dari lovastatin dipengaruhi oleh laju disolusi lovastatin tersebut. Salah satu metode yang dapat dipilih untuk meningkatkan laju disolusi dari obat atau senyawa aktif adalah dengan metode dispersi padat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan laju disolusi lovastatin dengan cara pembuatan dispersi padat dalam pembawa senyawa turunan gula yaitu manitol dan isomaltosa. Dispersi padat dibuat dengan metode pelelehan, masing-masing dengan perbandingan 1:1 dan 1:2 untuk manitol maupun isomaltosa. Uji disolusi terhadap lovastatin murni, campuran fisik dan dispersi padat dilakukan dalam media dapar fosfat yang mengandung surfaktan pH 7,0 dengan alat disolusi USP tipe 2 dengan kecepatan 50 rpm. Evaluasi dispersi padat dilakukan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) dan spektrofotometer fourier transform infrared (FTIR). Lovastatin murni dan dispersi padat lovastatin dijadikan tablet dengan metode kempa langsung dan diuji laju disolusinya. Laju disolusi paling tinggi dihasilkan oleh dispersi padat lovastatin dengan pembawa manitol 1:1 (99,27 ± 1,54 %). Evaluasi menggunakan FTIR menunjukkan bahwa spektrum dispersi padat yang diperoleh merupakan kombinasi antara lovastatin dan manitol sedangkan evaluasi menggunakan SEM menunjukkan terjadinya reduksi ukuran partikel lovastatin. Tablet lovastatin dan tablet dispersi padat menunjukkan perubahan yang signifikan dari hasil uji disolusi dalam media dapar pH 7,0 yang mengandung surfaktan 0,5%.