!
Lovastatin praktis tidak larut dalam air dan termasuk obat kelas II pada sistem klasifikasi
biofarmasetik. Obat yang termasuk golongan kelas II tersebut mempunyai sifat kelarutan
rendah sedangkan permeabilitasnya tinggi. Oleh karena itu, bioavaibilitas dari lovastatin
dipengaruhi oleh laju disolusi lovastatin tersebut. Salah satu metode yang dapat dipilih
untuk meningkatkan laju disolusi dari obat atau senyawa aktif adalah dengan metode
dispersi padat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan laju disolusi lovastatin dengan
cara pembuatan dispersi padat dalam pembawa senyawa turunan gula yaitu manitol dan
isomaltosa. Dispersi padat dibuat dengan metode pelelehan, masing-masing dengan
perbandingan 1:1 dan 1:2 untuk manitol maupun isomaltosa. Uji disolusi terhadap
lovastatin murni, campuran fisik dan dispersi padat dilakukan dalam media dapar fosfat
yang mengandung surfaktan pH 7,0 dengan alat disolusi USP tipe 2 dengan kecepatan 50
rpm. Evaluasi dispersi padat dilakukan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) dan
spektrofotometer fourier transform infrared (FTIR). Lovastatin murni dan dispersi padat
lovastatin dijadikan tablet dengan metode kempa langsung dan diuji laju disolusinya. Laju
disolusi paling tinggi dihasilkan oleh dispersi padat lovastatin dengan pembawa manitol
1:1 (99,27 ± 1,54 %). Evaluasi menggunakan FTIR menunjukkan bahwa spektrum dispersi
padat yang diperoleh merupakan kombinasi antara lovastatin dan manitol sedangkan
evaluasi menggunakan SEM menunjukkan terjadinya reduksi ukuran partikel lovastatin.
Tablet lovastatin dan tablet dispersi padat menunjukkan perubahan yang signifikan dari
hasil uji disolusi dalam media dapar pH 7,0 yang mengandung surfaktan 0,5%.