digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ady Parayudha
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Kombinasi dua atau lebih bahan aktif sering digunakan dalam sediaan farmasi. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan efek sediaan atau bahkan mensinergiskan khasiatnya. Namun kombinasi ini juga berpotensi menimbulkan masalah lain pada proses pembuatan, penyimpanan, dan distribusinya yang akan berdampak pada penggunaannya. Hal ini diakibatkan adanya interaksi intermolekular antara bahan aktif tersebut, terutama bahan yang memiliki kemiripan kisi kristal. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi jenis interaksi yang terjadi pada kombinasi dua bahan aktif yaitu sulfametoksazol dan trimetoprim serta merekam proses interaksi intermolekular yang terjadi melalui mikroskop polarisasi. Dilakukan identifikasi awal terhadap bahan baku yakni sulfametoksazol dan trimetoprim. Kemudian campuran kedua bahan tersebut dengan beberapa perbandingan ditentukan suhu leburnya menggunakan metode analisis hot stage dengan mikroskop polarisasi dan metode pipa kapiler dengan Elektrotermal IA9100. Hasil penentuan tersebut digunakan untuk membuat diagram fase. Selanjutnya hasil dari diagram fase tersebut dibandingkan terhadap pengamatan metode kontak pada mikroskop polarisasi. Pengamatan dilakukan dengan merekam proses interaksi pada mikroskop polarisasi menggunakan software analisis camstudio. Berdasarkan pengamatan, habit kristal hasil rekristalisasi leburan trimetoprim dan sulfametoksazol adalah mozaik sferulit serta habit senyawa molekular baru (kokristal) pada daerah kontak adalah jarum. Pada diagram fase trimetoprim-sulfametoksazol metode pipa kapiler diperoleh dua suhu eutektik: pada fraksi mol trimetoprim 0,1 (suhu lebur 161,3o C) dan fraksi mol 0,6 (suhu lebur 179o C). Pada metode mikroskopik didapatkan dua suhu eutektik: pada fraksi mol trimetoprim 0,1 (suhu lebur 159o C) dan fraksi mol 0,6 (suhu lebur 166o C). Dari keduanya didapatkan suhu lebur senyawa molekular baru tertinggi pada fraksi mol trimetoprim 0,5. Berdasarkan profil termal DSC didapatkan suhu 171,2–187,7o C yang diduga suhu lebur senyawa molekular. Pada cuplikan rekaman interaksi intermolekular trimetoprim-sulfametoksazol dengan metode kontak menggunakan mikroskop polarisasi dijelaskan proses rekristalisasi trimetoprim dan sulfametoksazol hingga terbentuknya habit kristal baru di daerah kontak yang merupakan senyawa molekular baru (kokristal). Interaksi intermolekular antara trimetoprim-sulfametoksazol, dilihat dari diagram fase yang dibuat melalui metode pipa kapiler, metode hot stage, dan metode DSC, adalah interaksi pembentukan senyawa molekular baru yang ditandai adanya dua suhu eutektik dan suhu lebur senyawa molekular baru yang lebih tinggi diantara dua suhu eutektik tersebut. Rekaman proses interaksi intermolekular antara trimetoprim-sulfametoksazol berhasil dibuat.