digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1996_TS_PP_ALAMSJAH_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Abstrak: Telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah cair industri minyak sawit dan ekstrak kompos sebagai media pertumbuhan A.bisporus dan A. bitorquis dalam kultur bawah pennukaan. Produksi biomasa berupa miselium selanjutnya dijadikan bahan cita-rasa. Pengukuran kadar logam berat dilakukan terhadap miselium yang dihasilkan dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA). Proses untuk mendapatkan kondisi yang terbaik bagi pertumbuhan A. bisporus dan A. bitorquis dilakukan dalam labu kocok. Optimasi dilakukan terhadap konsentrasi kedua media, jumlah inokulum kedua jamur dan pH awal media. Hasil berat kering tertinggi diperoleh dari A. bisporus dalam medium limbah cair industri minyak sawit 5% (v/v), inokuhun 15% (v/v), pH awal 5,0 yaitu sebesar 2,93 g setelah 17 hari inkubasi. Berat kering maksimum miselium A. bitorquis dalam medium ini adalah sebesar 2,67 g setelah 12 hari inkubasi. Medium ekstrak kompos yang menghasilkan berat kering miselium tertinggi adalah pada konsentrasi 2,5% (v/v) dengan jumlah inokulum 15% (v/v) dan pH awal 5,0. Berat kering maksimum miselium A. bisporus pada medium ekstrak kompos dengan pH awal 5,0 ini adalah 2,43 g setelah 17 hari inkubasi dan A. bitorquis 2,30 g setelah 12 hari inkubasi yang tidak berbeda nyata dengan berat kering maksimum miselium yang dihasilkan pada perlakuan pH awal 5, 5, yaitu masing-masing sebesar 2,50 g dan 2,37 g. Proses fermentasi selanjutnya dilakukan dalam fermentor dengan menggunakan medium limbah cair industri minyak sawit saja sebanyak 5,0% (v/v), inokulum A. bisporus 15% dan pH awal 5,0. Berat kering miselium yang dihasilkan dalam fermentor lebih banyak dengan waktu inkubasi yang lebih pendek, yaitu 4,53 g dalam 10 hari. Cita-rasa dari miselium yang diproduksi dalam labu kocok lebih baik dibandingkan dari fermentor, tetapi keduanya memiliki cita-rasa yang lebih rendah dari tubuh buahnya. Kandungan logam Zn dalam miselium kedua jamur masih dalam ambang batas yang diperbolehkan untuk dikonsumsi. Ditinjau dari standar baku mutu air minum, kandungan logam Fe dan Mn tenayata melebihi ambang batas yang telah ditetapkan yaitu 0,3 dan 0,1 ppm. Logam-logam Cr, Cd, Cu, Co, Ni dan Pb tidak ditemukan dalam miselium kedua jamur.